Penumpang kapal feri pagi hari ini tidak terlalu banyak. Kami dapat leluasa berjalan ke pinggir kapal untuk melihat-lihat kapal lain yang lewat, tongkang pengangkut batu bara, dan speedboat.
Pada pukul 09.30 wita kapal feri mulai berjalan meninggalkan pelabuhan Penajam. Obrolan semakin seru di depan kafetaria. Tempat duduk yang kami pilih kebetulan tepat di depan kafetaria di kapal feri itu.
Â
Baca juga: Menghadiri IHT di SMP 22 Penajam Paser Utara, KaltimÂ
Satu jam perjalanan tidak begitu terasa. Kami sudah menghabiskan minuman dan beberapa potong kue basah yang cukup nikmat. Tanda kapal feri sudah tiba di pelabuhan terdengar. Para pengemudi (driver) bergegas menuju kendaraan masing-masing. Demikian pula para penumpang dalam mobil.
Berhubung mobil kami berada paling depan, dekat pintu keluar, kami dapat lebih awal meninggalkan kapal feri menuju daratan. Jalanan berliku dan menanjak harus kami lalui. Demikian pula jalan berlubang ada di mana-mana. Namun, ada aktivitas pengerasan jalan. Sebagian jalan yang kami lewati masih dalam proses peninggian dan pengerasan. Hal itu menyebabkan perjalanan agak terhambat. Â
Â
Baca juga: "Terlepas" Bukan "Melepaskan"Â
Mobil yang dikemudikan Pak Sugeng Mardisantoso terus melaju pada saat jalanan agak sepi. Jalur tol pun kami masuki. Jalanan tampak sepi. Kami asyik mengobrol dengan penuh riang. Pak Budi Lestarianto yang duduk di samping pengemudi cukup aktif mengajak kami berkomunikasi.
Pada saat memasuki gerbang tol pertama, kami saling mengingatkan, jalur mana yang harus dilewati. Tidak berapa lama, kami menginginkan rest area segera terlihat. Namun, justru gerbang tol lagi yang kami dapatkan.
"Lho, biasanya habis gerbong tol pertama kita menuju rest area baru kemudian melewati gerbang tol kedua."