Sarana transportasi dari Kabupaten Penajam Paser Utara menuju Kota Balikpapan cukup banyak. Sarana melewati perairan banyak pilihan. Jika ingin cepat bisa naik speedboat dari dermaga Penajam menuju dermaga Kampung Baru Tengah. Waktu yang dibutuhkan sekitar tujuh menit saja. Sarana itu untuk angkutan orang.
Bila membawa kendaraan sepeda motor, bisa memanfaatkan kapal klotok (kapal kayu) dari Dermaga Penajam menuju dermaga Kampung Baru Tengah juga. Waktu yang ditempuh sekitar dua puluh lima menit.
Untuk perjalanan yang menggunakan mobil, baik mobil kecil, sedang, truk, bahkan bus, dapat memanfaatkan kapal feri. Untuk angkutan jenis ini, kita harus bersabar karena waktu yang dibutuhkan relatif lama, bergantung antrean masuk dan keluar kapal feri. Rata-rata dibutuhkan waktu tujuh puluh menit perjalanan dengan kapal feri dari pelabuhan Penajam menuju pelabuhan Kariangau kilometer 13 di Kota Balikpapan.
Pada hari Kamis tanggal enam Oktober 2022, kami melakukan perjalanan dengan kapal feri dari Penajam ke Balikpapan. Enam orang yang menumpang mobil dinas SMP 1 PPU naik di tempat yang tidak sama, mengingat rumah kami berjauhan.
Mobil yang dikemudikan oleh Pak Sugeng Mardisantoso selanjutnya singgah di SMP 1 PPU. Ada kudapan yang dititipkan di sana. Seorang guru SMP 9 PPU menitipkan kue-kue basah kepada petugas di resepsionis SMP 1 PPU. Bu Kusmiati yang memesan kue-kue itu untuk dititipkan ke sana.
Saya dijemput di depan kantor inspektorat kabupaten.Â
Baca juga: Agenda Munas V APSI 2022Â
Â
Hanya sebentar mobil berhenti di depan gerbang SMP 1 PPU. Selanjutnya mobil berplat merah itu langsung menuju pelabuhan kapal feri. Mobil kami harus mengikuti antrean untuk membeli tiket.
"Berapa sekarang harga tiketnya?" tanya Bu Kusmiati kepada petugas.
"Tiga ratus sepuluh ribu."
Selanjutnya, mobil antre untuk masuk ke kapal feri setelah tiket dibayar. Kami berenam berbincang santai di dalam mobil. Saat mobil memasuki kapal feri, langsung diarahkan ke bagian depan, dekat pintu keluar kapal. Dengan begitu, pada saat kapal feri sandar di pelabuhan, mobil kami paling awal harus keluar dari kapal.
Baca juga: Hujan LokalÂ
Kami segera turun dari mobil dan berjalan menaiki tangga. Tempat duduk untuk penumpang kapal berada di lantai dua. Kudapan pesanan Bu Kusmiati dibawa pula. Ruang pada lantai dua ada beberapa bagian. Ada bagian depan untuk pengemudi kapal, bagian tengah untuk penumpnag. Demikian pula untuk bagian belakang.
Ada toilet pada bagian paling belakang lantai dua tersebut. Ada beberapa pintu toilet. Selai itu, ada dua kantin atau kafetaria di dalam kapal feri yang kami naiki hari ini.
Bu Kusmiati menanyakan minuman apa yang ingin dipesan teman-teman.
"Kopi hitam!" ucap saya.
Teman lain ada yang memesan teh atau kopi seperti yang saya pesan. Tempat duduk yang ada meja di depan kafetaria yang  kami pilih.  Â
Saya berjalan mencari colokan untuk mencharger gawai. Baterai gawai saya benar-benar sudah sekarat dayanya.Â
Baca juga: Persiapan Menuju BPMP SamarindaÂ
Penumpang kapal feri pagi hari ini tidak terlalu banyak. Kami dapat leluasa berjalan ke pinggir kapal untuk melihat-lihat kapal lain yang lewat, tongkang pengangkut batu bara, dan speedboat.
Pada pukul 09.30 wita kapal feri mulai berjalan meninggalkan pelabuhan Penajam. Obrolan semakin seru di depan kafetaria. Tempat duduk yang kami pilih kebetulan tepat di depan kafetaria di kapal feri itu.
Â
Baca juga: Menghadiri IHT di SMP 22 Penajam Paser Utara, KaltimÂ
Satu jam perjalanan tidak begitu terasa. Kami sudah menghabiskan minuman dan beberapa potong kue basah yang cukup nikmat. Tanda kapal feri sudah tiba di pelabuhan terdengar. Para pengemudi (driver) bergegas menuju kendaraan masing-masing. Demikian pula para penumpang dalam mobil.
Berhubung mobil kami berada paling depan, dekat pintu keluar, kami dapat lebih awal meninggalkan kapal feri menuju daratan. Jalanan berliku dan menanjak harus kami lalui. Demikian pula jalan berlubang ada di mana-mana. Namun, ada aktivitas pengerasan jalan. Sebagian jalan yang kami lewati masih dalam proses peninggian dan pengerasan. Hal itu menyebabkan perjalanan agak terhambat. Â
Â
Baca juga: "Terlepas" Bukan "Melepaskan"Â
Mobil yang dikemudikan Pak Sugeng Mardisantoso terus melaju pada saat jalanan agak sepi. Jalur tol pun kami masuki. Jalanan tampak sepi. Kami asyik mengobrol dengan penuh riang. Pak Budi Lestarianto yang duduk di samping pengemudi cukup aktif mengajak kami berkomunikasi.
Pada saat memasuki gerbang tol pertama, kami saling mengingatkan, jalur mana yang harus dilewati. Tidak berapa lama, kami menginginkan rest area segera terlihat. Namun, justru gerbang tol lagi yang kami dapatkan.
"Lho, biasanya habis gerbong tol pertama kita menuju rest area baru kemudian melewati gerbang tol kedua."
Kami pun berpikir keras untuk menemukan jawaban. Akhirnya, ketemu jawaban dengan cepat. Rupanya kami salah jalur. Seharusnya ada jalur ke kiri yang kami masuki tetapi tadi ada jalur kanan yang kami masuki sehingga jalur yang kami lewati menuju daerah Manggar.
Â
Baca juga: Kata "Lepas" Tolong "Dilepaskan"!Â
Â
Kami tertawa bersama saaat mengetahui bahwa jalur yang kami lewati keliru. Untung, Pak Sugeng Mardisantoso cukup cekatan. Mobil segera dibawa keluar tol kemudian masuk lagi jalur tol dengan memutar.
Tanda waktu kami periksa. Ternyata, masih cukup waktu untuk tiba di BPMP sebelum acara pembukaan dimulai. Untung jalur tol tidak begitu ramai. Rest area pun segera dapat kami masuki. Tujuan utama adalah membeli atau menambah saldo e-tol. Kami memperkirakan jumlah uang dalam saldo e-tol tidak cukup untuk perjalanan pulang.Â
Â
Baca juga: Kupas Kapas Buat KipasÂ
Jalanan berliku harus kami lewati. Namun tidak ada tanjakan atau turunan selama masih di jalur tol. Setelah keluar dari jalur tol, barulah jalan yang becek, menikung, menanjak dan menurun ditemukan. Kami terus diskusi terkait jalan yang harus dilewati. Tentu saja kami tidak ingin melewati jalur yang keliru untuk kedua kalinya.
Mobil diarahkan menuju pintu satu BPMP. Gerbang tertutup rapat. Petugas jaga keluar dan mnginformasikan bahwa pintu masuk melalui  pintu 3. Mobil kami pun dipandu untuk berjalan mundur. Petugas jaga cukup gesit dalam memberikan aba-aba.
Akhirmya mobil pun memasuki lokasi BPMP melalui pintu tiga. Jalanan menanjak kemudian berbelok ke kiri menuju asrama 2. Tempat parkir mobil di asrama 2 sedangkan tempat registrasi di asrama 1. Acara pembukaan di Aula Mahakam.
Â
Baca juga: Bahasa Ibu Bahasa Indonesia
Penajam Paser Utara, 7 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H