Dilaksanakan secara efektif setiap tahunnya. Pada pelaksanaannya mengikuti sesuai dengan yang sudah disiapkan oleh Kemenag, tetapi terdapat pelatihan lain yang diikuti sesuai dengan kebutuhan.
Implementasi Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Di  MTSN 1 Purwakarta
Hasil penelitian menyoroti bahwa implementasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi guru di  MTSN 1 Purwakarta  terlaksana cukup baik. Madrasah Aliyah baik negeri maupun swasta berada dalam naungan Kementerian Agama (Kemenag), dimana salah satu program yang sudah disiapkan dan harus diikuti secara terpusat salah satunya yaitu pendidikan dan pelatihan MOOC (Massive Open Online Courses).
Di era globalisasi dan digitalisasi yang terus berkembang, dunia pendidikan dituntut untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman. Guru dan tenaga pendidik sebagai garda terdepan dalam mencetak generasi bangsa memerlukan upaya pengembangan kompetensi yang berkelanjutan. Salah satu inovasi yang mulai diterapkan adalah pelatihan berbasis MOOC, sebuah metode pembelajaran daring yang menawarkan fleksibilitas dan aksesibilitas tanpa batas. Di lingkungan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di bawah naungan Kemenag, pelaksanaan MOOC menjadi solusi strategis untuk menjawab kebutuhan akan pelatihan yang efektif, efisien, dan relevan dengan tantangan abad ke-21. Program ini tidak hanya menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas pengajaran, tetapi juga membuka peluang besar untuk mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan berbasis nilai-nilai Islam. MOOC menyediakan metode pembelajaran daring yang fleksibel dan efisien bagi para peserta di manapun berada. Sesuai tren pelatihan saat ini, pelatihan di MOOC tidak akan mengganggu tugas-tugas guru mengajar karena dapat dilakukan di luar jam kerja produktif, dari wilayah mana saja dan kapan saja peserta berada serta program MOOC menyediakan berbagai sumber belajar yang lengkap dan menarik.
Selain mengikuti MOOC,  MTSN 1 Purwakarta  juga mengikti diklat DDTK. Tujuan sekolah mengikuti Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) yang diadakan oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) di tiap kota atau provinsi adalah untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dan tenaga kependidikan sesuai dengan standar pendidikan yang berlaku. Program ini dirancang untuk memberikan pelatihan langsung di lingkungan kerja peserta, sehingga materi yang disampaikan lebih relevan dan dapat diimplementasikan secara praktis dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.
Selain itu, melalui DDTK, sekolah bertujuan meningkatkan kualitas layanan pendidikan dengan membekali tenaga pendidik pengetahuan terbaru, keterampilan pedagogik, serta kemampuan manajerial yang dibutuhkan dalam mendukung pembelajaran efektif. Program ini juga menjadi wadah untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan teknologi dan metode pengajaran modern, sejalan dengan visi Kementerian Agama. Secara khusus, DDTK bertujuan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan kolaboratif, memperkuat sinergi antarpendidik, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia pendidikan yang semakin dinamis. Dengan mengikuti DDTK, sekolah berharap dapat meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh dan mendukung pengembangan profesional berkelanjutan bagi seluruh tenaga pendidik.
Selain diklat secara terpusat,  MTSN 1 Purwakarta  juga aktif mengikuti diklat lainnya yang mendukung efektivitas pembelajaran saat ini dan dimasa yyang akan datang, sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Diklat lainnya yaitu mendesain metode pembelajaran, penyusunan laporan keuangan bagi admin, pelatihan bagi WEB server bagi IT, IKM dan diklat lainnya sesuai yang dibutuhkan dan untuk menunjang keprofesionalan gutu. Dalam satu tahun guru di  MTSN 1 PURWAKARTA  mengikuti empat kali diklat dalam menunjang pengembangan diri. Diklat lain yang diikuti oleh beberapa guru disesuaikan dengan perintah kepala sekolah dan kebutuhan, jika membutuhkan tenaga ahli dalam bidang pustakawan, maka guru yang sesuai bidangnya harus mengikuti pelatihan tersebut. Terdapat beberapa guru di  MTSN 1 PURWAKARTA  juga yang menjadi tutor untuk menjelaskan/mempraktikkan kembali terkait materi yang sudah diajarkan kepada sekolah lain.
Kendala Dalam Pelaksanaan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Serta Solusi Untuk Mengatasinya Di  MTSN 1 Purwakarta Â
Guru yang mengikuti diklat berbasis MOOC (Massive Open Online Courses) sering kali menghadapi berbagai kendala yang dapat memengaruhi efektivitas program. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan infrastruktur teknologi, terutama di daerah dengan akses internet yang tidak stabil atau minim. Hal ini membuat guru kesulitan mengikuti materi secara penuh atau mengakses sumber belajar secara daring. Selain itu, keterbatasan perangkat digital, seperti komputer atau ponsel yang memadai, menjadi hambatan bagi sebagian guru, terutama di wilayah dengan keterbatasan anggaran sekolah atau pribadi.
Faktor lain adalah literasi digital yang rendah, di mana beberapa guru mungkin belum terbiasa menggunakan platform daring, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan teknologi yang digunakan dalam MOOC. Manajemen waktu juga menjadi tantangan, terutama bagi guru yang memiliki beban kerja tinggi atau tanggung jawab lain di luar kegiatan diklat. Mereka sering kali kesulitan mengatur jadwal untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam pelatihan.
Motivasi dan konsistensi dalam menyelesaikan program MOOC juga menjadi kendala signifikan. Karena format pelatihan daring cenderung mandiri, beberapa guru mengalami kesulitan mempertahankan fokus dan disiplin hingga menyelesaikan seluruh modul pelatihan. Selain itu, konteks materi yang kurang relevan dengan kebutuhan lokal atau spesifik di madrasah sering kali membuat pelatihan terasa kurang aplikatif, sehingga guru merasa kurang termotivasi untuk mengimplementasikan hasil belajar ke dalam praktik sehari-hari. Mengatasi kendala-kendala ini memerlukan dukungan yang berkelanjutan, seperti peningkatan infrastruktur, pelatihan literasi digital tambahan, dan desain MOOC yang lebih kontekstual serta mendukung kebutuhan spesifik guru di lingkungan madrasah.
Beberapa kendala juga dihadapi bagi guru yang mengikuti Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) sering menghadapi berbagai kendala yang dapat memengaruhi efektivitas pelatihan dan implementasinya di lingkungan sekolah. Salah satu kendala utama adalah kesulitan mengatur waktu antara tanggung jawab mengajar, administrasi sekolah, dan partisipasi dalam pelatihan. Diklat yang berlangsung selama jam kerja sering kali membuat guru harus membagi fokus antara tugas rutin dan kehadiran dalam pelatihan, yang dapat menurunkan kualitas keterlibatan mereka.
Relevansi materi juga menjadi tantangan, dimana materi pelatihan kadang tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan spesifik sekolah atau konteks kerja guru, sehingga sulit untuk diimplementasikan secara praktis.
Selain itu, kurangnya evaluasi dan tindak lanjut dari program DDTK dapat membuat dampak pelatihan tidak maksimal, karena guru tidak mendapat pendampingan untuk menerapkan keterampilan baru di lingkungan kerja. Di sisi lain, dukungan kepala sekolah dan atau manajemen sekolah yang kurang optimal, seperti tidak adanya kebijakan pengaturan jadwal yang fleksibel selama pelatihan berlangsung, dapat memperburuk situasi. Untuk mengatasi kendala-kendala ini, diperlukan perencanaan pelatihan yang lebih terkoordinasi, relevansi materi yang lebih tinggi, serta dukungan fasilitas dan kebijakan sekolah yang mendukung pelaksanaan DDTK secara optimal.
Kendala lainnya terkait finansial atau keterbatasan anggaran. Sekolah sering kali menghadapi keterbatasan dana untuk mendatangi suatu tempat pelatihan yang cukup berjarak dari tempat bekerja, atau ketika hendak menyelenggarakan pelatihan berkualitas, terutama untuk mendatangkan fasilitator ahli sesuai kebutuhan atau menyediakan fasilitas yang memadai.
Pelaksanaan Program Diklat Bagi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Di  MTSN 1 Purwakarta Â
Pelaksanaan program diklat bagi pendidik dan tenaga kependidikan seperti MOOC (Massive Open Online Courses), DDTK (Diklat Di Tempat Kerja) ataupun diklat lainnya yang diikuti oleh guru dan tenaga pendidik disekolah dirancang untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka dalam mendukung mutu pendidikan. Setiap jenis diklat memiliki pendekatan dan manfaat yang berbeda, namun keduanya bertujuan untuk memberikan pelatihan yang relevan, fleksibel, dan aplikatif sesuai kebutuhan tenaga pendidik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H