Assalamu Alaikum Warahma dari tullahi Wabarakatuh
Pada kesempatan kali ini saya, Supriadi, S.Pd., M.Pd, Calon Guru Pengggerak angkatan 10 dari kabupaten Bone provinsi Sulawesi Selatan akan membuat kaitan atau koneksi antar materi pada modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya pada Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang merupakan tugas mandiri sesuai dengan LMS - Merdeka Mengajar. Berikut Pembahasannya:
3.2.j. Koneksi Antar Materi - Modul 3.2
Durasi : 2 JP (90 menit)
Moda : Mandiri - Â Konferensi
Tujuan Pembelajaran Khusus: Â CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkan sebelumnya.
1. Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.Â
Sumber daya dalam sebuah komunitas, seperti sekolah, adalah suatu kesatuan yang utuh. Dalam pengelolaannya, seorang pemimpin harus mampu mengelola sumber daya tersebut dengan baik. Pemanfaatan sumber daya yang ada menjadi modal dasar untuk membangun, mengembangkan, dan memajukan komunitas tersebut. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ini harus berfokus pada manfaat bagi peserta didik.
Ekosistem sekolah terdiri dari berbagai sumber daya yang saling terhubung secara timbal balik dan bergantung satu sama lain. Hubungan timbal balik ini terjadi antara komponen biotik dan abiotik untuk menciptakan ekosistem yang seimbang dan dinamis. Interaksi yang baik antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua, pengawas sekolah, serta masyarakat sekitar dengan komponen abiotik sekolah (seperti keuangan, sarana dan prasarana, serta lingkungan) akan sangat menentukan keberhasilan pencapaian visi dan misi sekolah, termasuk dalam kegiatan pembelajaran.
Ada tujuh modal utama sekolah yang meliputi modal; manusia, sosial, agama dan budaya, politik, lingkungan, fisik, serta finansial, perlu dikelola dengan baik oleh pemimpin pembelajaran sebagai aset atau kekuatan sekolah. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin pembelajaran, penerapan Pendekatan Berbasis Aset dalam pengelolaan sumber daya adalah penting, dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk menggali potensi dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas.
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah seorang manajer yang menerapkan pendekatan berbasis aset/kekuatan untuk mengidentifikasi sumber daya di sekitarnya, sehingga dapat menggali potensi yang ada dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
a. Implementasi di Kelas
Menggunakan sarana prasarana dengan cara yang efektif dan efisien.
Mengoptimalkan kolaborasi antara guru dan siswa dalam menjalankan suatu kegiatan.
Memanfaatkan kas kelas untuk kepentingan bersama secara efektif.
Meningkatkan potensi dan kreativitas siswa dalam melaksanakan kegiatan.
b. Implementasi di Sekolah
Memanfaatkan sarana prasarana di sekolah secara optimal dan efisien.
Mengoptimalkan kolaborasi seluruh warga sekolah dalam menjalankan suatu kegiatan.
Menggunakan sumber daya finansial untuk mendukung setiap kegiatan.
Memaksimalkan peran komunitas sekolah.
c. Implementasi di Lingkungan Masyarakat
Bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk mendukung program sekolah.
Menggunakan lingkungan sekitar sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Melakukan kolaborasi dengan masyarakat dan lembaga masyarakat.
Memanfaatkan aset budaya untuk tujuan pembelajaran.
2. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.Â
Pengelolaan sumber daya yang efektif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan menjadikan proses belajar lebih fokus pada peserta didik. Optimalisasi modal utama manusia, yang dalam konteks ini adalah para guru dan tenaga kependidikan, melalui peningkatan kompetensi mereka lewat workshop, pelatihan, dan seminar, akan menghasilkan pembelajaran di kelas yang lebih inovatif dan berkualitas. Tenaga pendidik yang terlatih juga mampu mengelola administrasi sekolah dengan lebih baik dan tertib. Keterlibatan orang tua siswa, pengawas, dan masyarakat dalam aktivitas pembelajaran dapat memperkaya pengalaman peserta didik terkait life skills.
Modal sosial dapat terwujud dalam bentuk kerja sama antar sesama guru untuk kolaborasi menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, dan menyenangkan, serta saling berbagi praktik baik yang dapat menginspirasi perbaikan kegiatan pembelajaran. Norma-norma, tata tertib, dan nilai-nilai di sekolah dirancang untuk menumbuhkan budaya positif, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang aman, nyaman, dan kondusif.
Pengelolaan modal agama dan budaya melalui pembiasaan karakter yang baik dapat menciptakan peserta didik berkarakter mulia, sehingga proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan tertib. Modal fisik, seperti bangunan dan infrastruktur yang dikelola secara optimal, dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi siswa. Pemimpin berperan penting dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan modal politik, di mana keputusan yang diambil harus membawa manfaat bagi pembelajaran. Selain itu, modal lingkungan dikelola sebagai sumber belajar, memberikan siswa pengalaman belajar yang lebih kontekstual dan merangsang pemikiran kritis serta kreatif. Terakhir, pengelolaan modal finansial yang sistematis dengan regulasi yang jelas akan memastikan kebutuhan anggaran sekolah dapat terpenuhi dengan tepat, efektif, dan efisien.
Dengan pengelolaan sumber daya yang tepat, proses pembelajaran siswa akan menjadi lebih baik karena setiap sumber daya yang ada akan digunakan secara efektif dan efisien untuk mendukung pembelajaran yang lebih bermanfaat bagi siswa.
Untuk meningkatkan pendidikan, ada tujuh modal aset: modal manusia, modal fisik, lingkungan/alam, sosial, agama dan budaya, keuangan, dan politik. Pembelajaran akan lebih baik dengan contoh pengelolaan sumber daya. Misalnya, suatu institusi pendidikan akan menyelenggarakan gelar karya untuk Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sekolah dapat memanfaatkan modal atau aset yang sudah ada, seperti:
a. Modal Manusia
  Siswa, guru, orang tua siswa, dan warga sekolah lainnya dapat bekerja sama untuk melaksanakan gelar karya P5.
b. Modal Fisik
Gelar karya P5 dapat mengoptimalkan fasilitas yang tersedia di sekolah, seperti aula, lapangan, meja, kursi, proyektor LCD, ruang kelas, dan lainnya.
c. Modal Lingkungan/Alam
Peserta didik dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan mereka untuk mendukung proyek P5 maupun pameran karya. Sebagai contoh, dalam proyek P5 yang mengangkat tema "Kearifan Lokal", siswa dapat menciptakan berbagai produk yang menggunakan bahan-bahan khas dari daerah tempat mereka berasal.
d. Modal Sosial
Modal sosial dapat mendukung pelaksanaan gelar karya P5, contohnya melalui kolaborasi dan kerja sama yang harmonis di antara anggota sekolah. Di samping itu, sikap empati, rasa kepemilikan, dan semangat kekeluargaan pasti akan memberikan dukungan yang besar dalam pelaksanaan gelar karya P5.
e. Modal Keagamaan dan Budaya
Produk budaya yang dihasilkan oleh para siswa dapat menjadi salah satu cara untuk mendukung presentasi karya P5, seperti misalnya pertunjukan seni, tarian, lagu-lagu tradisional, dan lain-lain. Toleransi antarpemeluk agama tentunya akan memotivasi kolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan gelar karya P5.
f. Modal Keuangan
Kita dapat memanfaatkan berbagai sumber dana untuk mendukung penyelenggaraan gelar karya P5, contohnya melalui dana BOS, kas kelas, sumbangan komite, sponsor, serta sumber lainnya. Selain itu, apabila dalam karya yang dihasilkan terdapat penjualan produk, keuntungan dari penjualannya dapat dijadikan dana untuk mendukung proyek-proyek yang akan datang.
g. Modal Politik
Adanya hubungan baik antara sekolah dengan organisasi di luar sekolah yang dapat mendukung pelaksanaan kualifikasi kerja P5, misalnya pemberian dukungan dana dari sponsorship yayasan. Hubungan dan komunikasi yang baik tentunya akan memudahkan pencairan dana. Jika agendanya melibatkan peran serta masyarakat, maka kita bisa memanfaatkan kekuatan para siswa bimbingan belajar yang bisa menduduki jabatan-jabatan strategis, seperti aparat desa, aparat kecamatan, dan lain-lain, untuk menunjang kegiatan atau mensosialisasikan kegiatan.
3. Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
a. Hubungan antara Modul 3.2 dengan modul 1;
- Dengan modul 1.1Â
Pendekatan berbasis aset/kekuatan dipelajari dalam modul 3.2. akan mendukung terciptanya metode pembelajaran yang ramah siswa sehingga potensinya tergali secara maksimal.
- Dengan modul 1.2
Modul 3.2. melibatkan kepemimpinan pengelolaan sumber daya yang akan mendukung peran guru, terutama peran guru sebagai pemimpin pembelajaran yang akan mencapai pembelajaran yang mendukung siswa.
- Dengan modul 1.3
Modul 3.2. dalam Kepemimpinan dalam Manajemen Sumber Daya akan memungkinkan guru untuk menggunakan aset di sekitar mereka untuk mencapai visi impian mereka.
- Dengan modul 1.4
Modul 3.2. pemimpin pengelolaan sumber daya sangat mendukung terciptanya budaya dan disiplin positif di lingkungan sekolah.
b. Hubungan antara Modul 3.2 dengan modul 2;
- Dengan modul 2.1
Pendekatan berbasis aset dipelajari pada modul 3.2. akan memungkinkan guru mengidentifikasi aset-aset di sekitarnya untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi (modul 2.1.)
- Dengan modul 2.2.
Guru sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus menyadari sepenuhnya dan menggunakan keterampilan sosial-emosional mereka untuk memanfaatkan semua aset di sekitar mereka.
- Dengan modul 2.3.
Dengan mengidentifikasi kekuatan, guru dapat menerapkan praktik coaching bersama warga sekolah lainnya.
c. Hubungan antara modul 3.2 dengan modul 3;
- Dengan modul 3.1Â
Modul 3.2. tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya akan mendukung peran guru/kepala sekolah dalam pengambilan keputusan (Modul 3.1). Selanjutnya jika pengambilan keputusan tersebut menyangkut aset-aset tertentu yang dimiliki sekolah, baik yang bersifat biotik maupun abiotik.
4. Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
a. Sebelum mengikuti modul 3.2;
- Sebelum mempelajari modul 3.2. Saya tidak memahami metode yang digunakan untuk merencanakan suatu kegiatan. Saya juga kurang paham dengan alokasi tujuh aset/modal utama.
- Menurut saya aset komunitas (sekolah) hanya berupa bangunan fisik, dan menurut saya lebih berdasarkan kekurangan/kesenjangan, hal ini membuat saya pesimis dan banyak mengeluh sehingga takut melakukan hal-hal baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Setelah mengikuti modul 3.2;Â
- Setelah mempelajari modul 3.2. Saya dapat memahami metode yang digunakan dalam merencanakan suatu kegiatan, khususnya pendekatan aset dan pendekatan kesenjangan. Saya juga memahami pembagian aset yang mencakup 7 modal utama: modal manusia, fisik, lingkungan/alam, sosial, agama dan budaya, modal finansial, dan politik.
-Â Saya memahami bahwa sekolah merupakan suatu ekosistem yang didalamnya harus terdapat keterkaitan yang seimbang antara komponen biotik dan abiotik yang menyusunnya. Sumber daya masyarakat tidak hanya terbatas pada fasilitas sekolah saja, namun juga mempunyai tujuh aset utama yang dapat dikelola dengan baik untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
- Selain itu, dalam pengembangan masyarakat, berpikir berdasarkan kekuatan/aset merupakan cara yang tepat dalam mengelola sumber daya agar selalu berpikir optimis terhadap kemajuan sekolah/masyarakat.
c. Pemikiran yang berubah dalam diri saya seyelah mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini:
1) Sebaiknya pemimpin menggunakan pendekatan berbasis aset dalam mengambil keputusan atau merencanakan kegiatan/program.
2) Seorang pemimpin harus mampu menjadi manejer dengan cara mengoptimalkan potensi yang ada, baik biotik maupun abiotik.
3) Tentunya banyak sekali modal disekitar kita yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran atau program sekolah.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI