Mohon tunggu...
Supriadi SPd
Supriadi SPd Mohon Tunggu... Guru - pemerhati pendidikan

hobby membaca, nonton, traveling, dll

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

24 Juli 2024   22:57 Diperbarui: 24 Juli 2024   23:00 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Refleksi modul 2.3/dokrpi

Assalamu alaikum

Salam dan bahagia!

Saya Supriadi, S.Pd., M.Pd, Calon Guru Penggerak Angkatan 10 Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan. Saya akan membuat refleksi saya pada modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik. Saya merefleksikan modul ini dengan menggunakan model refleksi 4F/4P. Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan penerapan saya terhadap modul 2.3 ini.

Berikut hasil refleksi saya yang tertuang pada model refleksi 4F/4P.

1. Facts/Peristiwa:

Modul 2.3 tentang coaching untuk supervisi akademik memberikan wawasan dan keterampilan baru yang sangat bermanfaat bagi pengembangan profesional saya sebagai seorang guru penggerak. Meskipun masih ada tantangan dalam implementasinya, saya merasa optimis bahwa dengan komitmen dan kolaborasi, coaching dapat membawa perubahan positif dalam lingkungan sekolah kami. 

Seperti biasanya, kegiatan pada Modul 2.3 diawali dengan membuka tugas pada LMS yaitu dimulai dari diri di tanggal 8 Juli 2024. Alur mulai dari diri diawali dengan menjawab lima pertanyaan reflektif mengenai kegiatan observasi atau supervisi yang pernah dilaksanakan. Selanjutnya beberapa kegiatannya antara lain: eksplorasi konsep dasar coaching dalam supervisi akademik secara mandiri dan berkelompok, Forum diskusi teknik coaching, active listening dan powerful questioning, Praktik simulasi coaching dalam kelompok kecil, Refleksi pribadi dan diskusi kelompok tentang pengalaman coaching dalam ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual tantangan dan solusi dalam penerapan coaching, Elaborasi pemahaman, dan aksi nyata dengan penyusunan rencana implementasi coaching di sekolah bersama rekan sejawat.

2. Feelings (Perasaan):

Saya merasa sangat antusias dan penuh semangat untuk mempelajari konsep coaching yang baru diperkenalkan. Ada rasa percaya diri yang meningkat ketika saya melihat bahwa teknik ini dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah. Selain itu, ada juga rasa ingin tahu yang besar untuk menggali lebih dalam tentang strategi coaching yang lebih efektif.

Saya merasa semakin percaya diri dalam menerapkan teknik coaching yang telah dipelajari. Ada rasa puas ketika melihat dampak positif dari sesi coaching pada rekan guru. Namun, saya juga merasa sedikit cemas tentang tantangan yang mungkin dihadapi saat mengimplementasikan coaching di seluruh sekolah. Meski begitu, ada rasa optimis bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi, coaching dapat membawa perubahan positif yang signifikan.

3. Findings (Pembelajaran):

Saya menemukan bahwa teknik mendengarkan aktif dan bertanya yang efektif memberikan wawasan baru tentang cara mendukung rekan guru dalam meningkatkan praktik mengajar mereka. Simulasi dalam kelompok sangat membantu dalam memahami pentingnya membangun hubungan yang saling percaya dan memberikan umpan balik yang konstruktif.

Saya juga menemukan bahwa observasi kelas memberikan wawasan konkret tentang aspek-aspek yang bisa diperbaiki melalui coaching. Sesi coaching dengan rekan guru berjalan baik meskipun ada sedikit hambatan dalam membangun kepercayaan awal. Refleksi bersama menunjukkan bahwa pendekatan coaching harus disesuaikan dengan kebutuhan individu.

4. Future (Penerapan):

Saya berencana untuk menerapkan teknik-teknik coaching yang telah dipelajari dalam interaksi sehari-hari dengan rekan guru. Saya juga ingin mencari lebih banyak literatur dan pelatihan tambahan untuk memperdalam pemahaman saya tentang coaching.

Saya ingin mengadakan sesi coaching rutin setiap dua minggu sekali dengan rekan-rekan guru. Saya juga akan menggunakan teknik coaching yang lebih variatif sesuai dengan kebutuhan individual dan meningkatkan keterampilan coaching saya melalui pelatihan dan membaca literatur tambahan.

Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan pengalaman dua minggu ini, saya berencana untuk:

  1. Mengadakan sesi coaching rutin setiap dua minggu sekali dengan rekan-rekan guru.
  2. Menggunakan teknik coaching yang lebih variatif sesuai dengan kebutuhan individual.
  3. Meningkatkan keterampilan coaching saya melalui pelatihan dan membaca literatur tambahan.
  4. Mengembangkan program supervisi akademik yang mengintegrasikan coaching sebagai salah satu strategi utama untuk peningkatan kualitas pengajaran.

Kesimpulan:

Modul 2.3 tentang coaching untuk supervisi akademik memberikan wawasan dan keterampilan baru yang sangat bermanfaat bagi pengembangan profesional saya sebagai seorang guru penggerak. Meskipun masih ada tantangan dalam implementasinya, saya merasa optimis bahwa dengan komitmen dan kolaborasi, coaching dapat membawa perubahan positif dalam lingkungan sekolah kami.

Demikian Refleksi saya selama dua minggu terakhir ini, Salam Guru Penggerak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun