Berdasarkan hasil refleksi yang saya lakukan selama melakukan pembelajaran terkait materi persamaan kuadrat terlihat kondisi dimana dari kelas yang saya ajar pada siswa kelas IX.3 yang berjumlah 30 orang, 4 orang yang mampu menggunakan 3 metode (cara faktor, melengkapi kuadrat sempurna dan menggunakan rumus kuadratik), 5 orang hanya menggunakan dua cara yaitu (cara faktor dan melengkapi kuadrat sempurna, 4 hanya menggunakan satu cara yaitu cara faktor atau cara rumus kuadratik sisanya 17 orang belum mengetahui ketiga metode (cara faktor, melengkapi kuadrat sempurna dan menggunakan rumus kuadratik).
Padahal materi persamaan kuadrat merupakan materi aljabar yang sangat penting dipelajari oleh siswa untuk memudahkan mereka mempersiapkan diri ke jenjang SMA.
Selain itu berdasarkan hasil diskusi bersama dengan rekan guru dua faktor yang menjadi tantangan dalam pembelajaran kurikulum merdeka ini yaitu dari faktor guru misalnya terkait dengan pemahaman terkait pembelajaran berdiferensiasi yang masih minim dan belum mengetahui bagaimana mempraktekkannya di dalam kegiatan pembelajaran di kelas, dan masih banyak guru yang belum melakukan asesmen awal dan memanfaatkannya sebagai bentuk pemetaan terkait dengan profil belajar siswa.
Yang kedua adalah faktor dari siswa itu sendiri yaitu minat belajar yang kurang sehingga berdampak pada hasil belajar murid, mengantuk pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa lebih banyak pasif ketika pembelajaran dilakukan secara berkelompok.
Terdapat beberapa alasan mengapa praktik baik ini penting untuk diterapkan yaitu :
- Dapat memberikan solusi terkait permasalahan terkait rendahnya minat belajar siswa dan hasil belajar serta keaktifan siswa dalam kegiatan belajar kelompok.
- Dapat memotivasi saya bersama dengan rekan guru serumpun untuk merancang suatu pembelajaran yang kreatif, inovatif dan tepat sehingga menghasilkan kegiatan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan serta mampu mengakomodasi proses inkuiri pada siswa dan kebutuhan belajarnya.
- Dapat menjadi referensi bagi guru lain dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sebagai bentuk implementasi Kurikulum Merdeka atau yang memiliki permasalahan yang sama.
2. Tantangan
Setelah melakukan identifikasi masalah bersama dengan rekan guru melalui kegiatan “tudang sipulung” serta hasil observasi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung maka terdapat beberapa masalah yang terjadi yaitu :
- Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa
- Dalam kegiatan pembelajaran berkelompok banyak siswa menjadi pasif
- Kurangnya pemahaman pada guru terkait dengan penerapan model dan metode dalam kegiiatan pembelajaran di dalam kelas sehingga pembelajaran terkesan monoton dan berpusat pada guru dan tidak memperhatikan kebutuhan belajar siswa
- Penyajian materi pembelajaran yang kurang bervariasi diaman guru hanya mengandalkan buku paket sebagai sumber belajar siswa
- Guru masih kurang memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK
- Pemberian asesmen yang seragam terhadap seluruh murid
Dari beberapa permasalah yang sudah dituliskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi yaitu :
- Memilih model dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan belajar murid sehingga murid dapat terlibat aktif di dalam kegiatan pembelajaran.
- Menyusun instrumen yang tepat yang nantinya akan digunakan sebagai lembar observasi pada saat penerapan model pembelajaran yang dipilih di dalam kelas.
- Menggunakan media pembelajaran yang inovatif, tepat dan menarik serta berbasis teknologi sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar
- Menyiapkan berbagai sumber belajar yang relevan untuk mengakomodasi proses inkuiri dan kebutuhan belajar siswa
- Meningkatkan hasil belajar murid melalui penugasan dan asesmen yang beragam
- Pihak – pihak yang terlibat dalam praktik baik ini adalah saya sebagai guru, siswa, rekan sejawat yang membantu dalam proses observasi dan kepala sekolah selaku pemberi izin dalam melaksanakan praktik baik ini.
3. Aksi
Langkah – langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang dihadapi yaitu
- Memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar, melakukan kajian literatur untuk mencari sumber inspirasi serta berdiskusi dengan rekan sejawat dan guru serumpun untuk memilih model, metode, media dan instrumen pembelajaran
- Merancang pembelajaran yang kreatif, inovatif, bermakna dan menyenangkan bagi murid serta dapat mengakomodasi proses inkuiri dan kebutuhan belajar murid
- Melaksanakan pembelajaran yang sudah dirancang
Setelah menetapkan langkah – langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan selanjutnya adalah menentukan strategi yang dilakukan dalam praktek baik ini yaitu :
- Menetapkan model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair, Collaboration and Share (TPCS). Model pembelajaran ini merupakan gabungan dari model pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair, and Share dengan model pembelajaran Collaborative.
- Menggunakan metode pembelajaran Know, Wonder and Learn untuk mengakomodasi pembelajaran berdiferensiasi konten dimana siswa akan menuliskan topik yang mereka pahami di kolom Know, topik yang akan mereka pelajari di kolom Wonder dan melakukan refleksi di kolom Learn.
- Menggunakan fitur papan tulis pada aplikasi Canva sebagai media interaktif siswa dalam mengisi Know, Wonder and Learn, menggunakan aplikasi Google Classroom sebagai media untuk mengakses sumber belajar, menggunakan aplikasi Live Worksheet sebagai lembar kerja siswa serta menggunakan Google Slide untuk menyajikan bahan tayang materi pengantar ke siswa pada saat kegiatan pembelajaran.
- Menyusun instrumen observasi kegiatan pembelajaran terkait dengan instrumen lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru
- Menyusun asesmen formatif yang nantinya digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terkait topik yang dipelajari dan dilaksanakan di akhir kegiatan pembelajaran.