Mohon tunggu...
Suprapti
Suprapti Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Mengajar matematika di Kota Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengurangi Kebebasan

12 Desember 2020   08:28 Diperbarui: 12 Desember 2020   08:33 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kumparan.com

Semua kendala yang tercipta secara otomatis tersebut membuat siswa kehilangan kebebasan dalam hal menggali ilmu dari gurunya. Berbagai inovasi dan kreatifitas yang bisa dilakukan dalam kelas seakan berhenti secara mendadak. Kesempatan bertanya dan membahas berbagai persoalan pelajaran secara bersama tak lagi bisa dilakukan dengan nyaman dan bersemangat. Metode yang berubah drastis membuat siswa tak lagi bisa mencerna pelajaran yang seharusnya bisa mereka fahami dengan penjelasan-penjelasan dan uraian guru-guru mereka.

Jujur saja, apa yang bisa mereka dapat dari proses belajar daring hanyalah belajar dalam memahami pengoperasian perangkat dan pendalaman materi teknologi informasi saja. Sedangkan materi ajaran yang sebenarnya justru tertinggal jauh dari yang seharusnya mereka capai. Selama ini siswa masih disibukkan dengan bagaimana menggunakan aplikasi-aplikasi yang direkomendasikan oleh sekolah masing-masing. Mereka dipaksa untuk memahami pengoperasian aplikasi video conference. Padahal bisa dibilang aplikasi-aplikasi seperti tersebut merupakan hal baru bagi kebanyakan siswa.

Alhasil, proses belajar daring selama ini bisa dibilang hanya sebagai pengisi waktu luang selama pandemi berlangsung. Tentang pencapaian materi sesuai kurikulum belum bisa dibilang sukses. Belajar daring adalah sebuah proses belajar atau pengenalan tehnologi yang mungkin baru akan digunakan siswa-siswa di masa mereka menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi nantinya. Hanya saja yang mungkin kita lupa adalah perkembangan dunia maya yang sangat cepat. Sehingga tehnologi yang saat ini diperkenankan kepada siswa kelak mungkin sudah ditinggalkan dimasa-masa mereka menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Kembali fokus ke siswa, kebebasan yang hilang dalam hal ini adalah kebebasan untuk bertanya dan mendapatkan pemahaman tentang berbagai hal yang ingin ditanyakan kepada guru-gurunya. 

Kebebasan lain yang terhenti adalah keterbatasan berkreasi di lingkungan sekolah, baik dalam bidang ketrampilan maupun bidang ekstra kurikuler. Belum lagi kebebasan dalam berinteraksi bersama teman-teman sekelas yang kadang sulit untuk dihindarkan. Satu lagi dalam hal interaksi yakni interaksi dengan para gurunya yang kadang menimbulkan rindu yang amat sangat. Sulit untuk digambarkan dengan kata-kata.

Ringkas kata, selama pandemi berlangsung, selain kebebasan dalam belajar tatap muka, kebebasan-kebebasan yang lain seperti bercengkerama dengan sesama teman dan bepergian ke tempat-tempat wisata menjadi terhalang demi terjaganya protokol kesehatan. Kebebasan untuk mengunjungi sanak saudara yang ada di lain tempat juga sangat terbatas sekali. Apalagi kebebasan untuk mendatangi hajatan-hajatan dari keluarga yang ada di luar kota, menjadi sebuah impian yang tertunda.....

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun