Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kenangan Indah Mandi di Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan

30 Juli 2024   05:42 Diperbarui: 30 Juli 2024   14:44 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah

Tak pernah lupa dan lekang dalam ingatan penulis sebagai warga kelahiram desa Tanjung Baru alias Lubuk Langkap tentang banyak kebiasaan di sana waktu kecil. Salah satunya adalah mandi pagi. Kenapa sangat khusus? Karena mandi pagi di desa kami itu bisa dimulai dengan duduk pakai sarung di atas batu  atau terlebih dahulu mencari ikan pakai jala, pakai pancing, dsb.

Duduk di atas batu

Banyak batu besar tempat duduk duduk sebelum mandi. Mengapa duduk-duduk? Pertama, melihat ada yang mencuci. Kedua, ngobrol dengan teman, keluarga dan tamu. Ketiga, menunggu agak berkurang dinginnya pagi hari. Terkadang mulut kami mengeluarkan asap tanda dinginnya udara, terutama pada musim lemarau.


Gambar lubuk langkap dari youtube

Menjala dan cari sayur

Ibu penulis terkadang memberi tugas untuk mencari ikan atau sayuran pinggir sungai air nipis untuk makan keluarga. Pagi sekali sesudah solat subuh penulis membawa jala untuk menjala ikan di hulu mandian. Terkadang penulis memancing ikan kapiat di Lubuk Lanhkap jika tersedia umpan berupa laron yang malam harinya beterbangan di rumah penulis.

Jika tidak dapat ikan maka penulis mengambil sayur pakis di pinggir sawah tetangga atau pinggir sungai. Biasanya ibu dan adik penulis sudah menyiapkan kuah untuk dimasak bersama ikan atau sayur pakis yang dibawa penulis. Ini terjadi jika penulis lagi libur dari kota. Waktu itu 6 tahun di kota Manna waktu SMP dan SMA. 5 tahun di kota selama kuliah di perguruan tinggi.

Setelah itu penulis mandi bersama teman dan tetua di kampung di tempat khusus laki-laki. Untuk perempuan ada tempat khusus. Begitulah kisah mandi pagi di desa Lubuk Langkap puluhan tahun yang lalu.

Kini jadi wisata mandian

Lubuk langkap yang dulu pada dasa warsa 1960, 1970, 1980, masih sangat terpencil dan gelap gulita pada malam hari. Pada dasa warsa 1990 an terjadi perubahan drastis karena infrastruktur jalan dibangun dengan aspal hotmix. Dampak positif dari pembangunan jalan adalah banyaknya wisata yang datang untuk mandi di Lubuk Langkap. Terlebih lagi lubuk langkap dibangun pemerintah kabupaten Bengkulu Selatan menjadi bendungan irigasi. Dengan menjadikan lubuk langkap sebagai vendungan air irigasi maka muncullah wisata mandian yang selalu ramai dikunjungi wisatawan dari dalam kabupaten Bsngkulu Swlatan maupun dari luar kabupaten. Bahkan banyak wisatawan yang datang dari luar provinsi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun