Bismillah,
Empat tujuan negara kesatuan Republik Indonesia yang terukir indah dalam Pembukaan UUD 1945 sangat baik untuk kita renungkan bersama. Keempat tujuan itu adalah melindungi bangsa dan segenap tumpah darah, mencerdaskan kehidupan berbangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Tulisan ini menyoal tentang pendidikan kita. Apakah prosesnya sudah baik? Apakah indikator luarannya sudah baik?
Sistem pendidikan kita
Sistem pendidikan kita ada sisi baiknya ada sisi-sisi yang mesti disempurnakan terus menerus. Di kampus dan atau di sekolah peserta didik sudah mengikuti tata tertib dan tata laksana pendisikan yang memadai.Â
Pendidikan kita sudah mencoba membangun karakter (character building), sudah membangun komptensi (competency building) sang peserta didik dan sudah berupaya membangun literasi (literacy building) mereka.Â
Banyak kampus dan sekolah si seluruh tanah air mengajarkan karakter yang baik, kompetensi yang memadai dan literasi yang mencukupi. Tetapi sayangnya sistem masyarakat kita mesti terus diperbaiki, demikian juga dengan sistembpolitik dan demokrasi kita perlu disempurnakan dari waktu ke waktu.
Dalam kenyataannya, peserta didik kita di kampus atau di sekolah yang pada awalnya jujur, kerja keras, kerja ikhlas dan kerja cerdas pelalui pendidikan yang baik dan memungkinkan mereka mempunyai kemampuan yang baik dari banyak aapek kehidupan, mengalami degradasi karena mereka mesti beradaptasi di masyarakat dan di dalam sistem masyarakat kita.
Mereka yang tadi kerja keras mengalami perubahan pola berupa kerja santai, mereka yang jujur berubah menjadi tidak jujur, mereka yang kompeten di bidangnya menjadi tidak kompeten karena minimnya peralatan dan sebagainya.
Kualitas yang tangguh
Sudah gencar dicanangkan pada masa lampau hingga saat ini bahwa kualitas atau karakter sumber daya manusia Indonesia mesti dibanguj untuk manusia seuruhnya. Mereka itu mesti punya ketaatan kepada Tuhan YME yang memadai, iman dan taqwa mereka memadai, jujur, kerja keras, kerja ikhlas dan kerja tuntas.
SDM kita juga dicanangkan punya kemampuan untuk memakai, menginvensi dan meng-"update" ilmu pengetahuan dan teknologi mereka melalui pendidikan dan pelatihan yang mutunya terus menerus membaik dari waktu ke waktu. Namun demikian sering juga fasilitas untuk mengembangkan kemampuan diri mereka menjadi tidak memadai kerena terbatasnya sarana prasarana pendidikan, seperti terbatasnya kelengkapan laboratorium dsb.
Tatanan kehidupan di masyarakat yang menjadi faktor lingkungan peserta didik kita ikut mewarnai kualitas mereka selama pendidikan dan pelatihan juga turut menentukan optimalisasi kualitas imtaq dan ipteksi SDM kita.
Media meanstream kita cenderung lebih berpihak kepada selebritis juga punya pengaruh kepada SDM kita. Tanpa disadari budaya ingin memperoleh sesuatu sering dicapai secara instan. Pada hal semua peserta didik yang sangat menentukan kualitas SDM kita menjadi tidak senang berproses dengan baik, tidak menyenangi proses yang "grasak grusuk".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H