Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sungguh Beruntung, Hidup Saya dan Anda Selalu Dibantu Allah

13 Februari 2021   07:06 Diperbarui: 13 Februari 2021   09:35 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin berkah dari keberkahan membaca alquran surat itulah, keluarga ayah saya dengan tanpa kesulitan keluar dari jeratan kemiskinan baik, miskin harta maupu  miskin iman.

Ayah Menyekolahkan anak-anak

Ayah dan ibu saya bertekad untuk menyekolahkan anak ke jenjang pendidikan dari jalur SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Pada saat memasuki SMPN 1 Bengkulu Selatan di kota Manna, ayah membelikan saya sepeda Raleigh buatan Inggeris sebagai hadiah pada saya karena bersekolah di SMP negeri.

Setelah itu saya di suruh masuk ke SMA dan kuliah di Universitas Sriwijaya. Walaupun saya ingin kuliah di pulau Jawa. Tetapi ayah membujuk saya agar kuliah di Palembang saja, karena bisa dijenguk dan mudah untuk pulang kampung.

Menapaki jadi dosen

Saya sejak diwisuda tidak pernah atau belum berfikir untuk jadi dosen karena mau mengabdi di di desa memberikan penyuluhan kepada petani. Tetapi saya punya calon istri yang masih kuliaj di Fakultas tempat saya berkuliah. Di samping itu ada adik-adik yang ingin kuliah di kota.

Untuk itu dengan "bismillah" saya menapaki karir sebagai dosen. Awalnya ada pihak yang menghalangi saya jadi dosen karena alasan tertentu. Tetapi dengan pertolongan Allah semua menjadi mungkin.

Menikah dan Sekolah di LN

Saya lagi-lagi sangat beruntung karena sepanjang jalan hidup saya selalu ditunjuki oleh pencipta saya jalan untuk ditapaki. Masuk keluarga mertua yang taat beragama dan menjalani hidup dengan hijrah ke kota, menjadikan saya tertarik untuk meniru keluarga mertua yakni mengajak keluarga ayah merantau ke kota.

Waktu saya menyatakan keinginan kepada kakek Merinsan, ayah dan ibu serta adik-adik, ternyata kakek  Merinsanlah yang memotivasi saya untuk tidak mengurungkan niat saya pindah ke kota. Jadilah kami sekeluarga pindah ke kota dengan modal nekad. Orang kampung kala itu "under estimate" gagasan bedol rumah itu.

Alhamdulillah, jalan kehidupan orangtua menjadi terbuka dengan dibelinya kebun di sebelah timur kota Palembang. Ayah, ibu, kakek, dan adik-adik selanjutnya merelakan saya, istri dan seorang anak melanjutkan sekolah ke Inggeris. Pertama, mereka ragu dengan kepergian saya merantau yang sangat jauh itu. Setelah saya beri pengertian baru mereka rela melepas saya. Tak urung aaya pun sedih karena harus berpisah lama dengan ayah, ibu, kakek, istri dan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun