Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sungguh Beruntung, Hidup Saya dan Anda Selalu Dibantu Allah

13 Februari 2021   07:06 Diperbarui: 13 Februari 2021   09:35 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Inggeris saya kenal kerja dakwah, sejak itu istri saya dapat hidayah untuk menggunakan hijab. Selama di Inggeris keluarga saya diizinkan Allah menunaikan umroh ke tanah suci. Di Inggeris juga anggota keluarga kami bertambah dua orang.

Membeli dan membangun rumah

Dengan kemampuan ekonomi yang masih terbatas saya bermusyawarah dengan istri untuk membeli rumah di Komplek perumahan Bukit Sejahtera Palembang. Lima tahun berikutnya saya melangkah pagar komplek untuk meminjam cangkul ke tetangga. Tetangga itu menawarkan pada saya untuk membeli tanah dengan kuas cukup memadai yang berbatas langsung dengan komplek perumahan tempat kami bermukim. Alhamdulillah lahan itu kita sudah menjadi rumah dengan konsep rumah panen hujan. Jika kita ketik di google "rumah panen hujan" maka ketemulah alamat rumah saya.

Pergi Haji dan Kerja di luar kampus

Pergi haji bagi saya dan istri adalah hal yang berada di luar nalar akal sehat jika menurutkan pendapatan dari gaji kami suami istri yang hanyalah pegawai negeri sipil (PNS). Mengapa? Karena kami sepanjang waktu selalu ada hutang, entah karena beli rumah, kendaraan, menyekolahkan  adik-adik dan menyekolahkan anak-anak. 

Namun demikian saya diberi keyakinan oleh Allah bahwa rezeki untuk pergi haji itu tidak mengganggu agenda lain seperti menyekolahkan anak dan bangun rumah. Alhamdulillah setelah pulang dari menunaikan ibadah haji pada tahun  2004 saya bekerja di Pemerintah Kota, anak sulung mulai kuliah. Dua tahun berikutnya anak nomor 2 kuliah dan selanjutnya anak nomor 3 mau kuliah juga.

Jujur bagi saya menyekolahkan anak di Fakultas Kedokteran dan Fasilkom Bilingual itu saja sudah berat. Datang lagi anak nomor 3 mau kuliah di LN. Saya katakan padanya bahwa silakan. Untuk itu sata berdoa setiap solat tahajud agar dibukakan jalan keluar yang baik. Singkat cerita, anak saya yang nomor 3 belum memulai kuliah saya sudah Allah beri pekerjaan di LN. Maha suci Allah.

Menikahkah anak sulung

Menikahkan anak sulung perempuan yang baru saja diwisuda sebagai Sarjana Kedokteran Gigi adalah berkah dari Allah yang lain dan besar. Betapa tidak, saya bisa mendatangkan puluham profesor yang dipimpin oleh Profesor Datuk Aminah, rektor UPSI kala itu. Sungguh suatu kehornatan dan barokah tersendiri. Para profesor itu mendatangi rumah saya yang berkonsepkan rumah panen hujan itu. Maka nikmat tuhan manakah yang masih kau dustakan?


  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun