Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan Perjalanan ke Betawi pada Masa Pandemi

11 Februari 2021   07:59 Diperbarui: 11 Februari 2021   08:25 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di RSCM kami seharian berdoa dan berzikir kepada Allah sambil membimbing abang untuk selalu mengucapkan kalimat thoyibah. Kami puas mendoakan almarhum sepanjang hari jumaat, 5 Februari itu. Beliau beberapa kali merespons kami.


Hari sabtu pagi abang kesayangan kami itu dipanggil Allah. Siang itu dilangsungkan pemakaman di Al-Azhar Memorial Garden Karawang, Jabar. Perlu perjalanan 2 jam dengan kendaraan melalui jalan tol ke sana. Malamnya kami melakukan takziyah di Komplek perumahan Qarya Thoyibah Serengseng Jakarta Barat.

Pulang ke Palembang

Setelah prosesi pemakaman abang kami, dilanjutkan takziyah malam pertama kami pamit untuk pulang kampung besok harinya Ahad 7.2.2021. Setelah tidur, pagi sekali  kami mempersiapkan diri berangkat untuk pulang kampung menuju palembang. Pukul 5.30 wib kendaraan meluncur melewati jalan tol Jakarta Tangerang. 

Sambil mencari tiket online, kendaraan terus meluncur menuju pelabuhan Merak. Alhamdulillah setiba di Merak kami bisa langsung "boarding" karena kapal Ferry Ekspres sudah siap berangkat. Jadwal keberangkatan yang kami pesan adalah pukul 10.00 wib. Sementara kami toba di pelabuhan Merak pukul 08.00 wib.

Dalam perjalanan pulang ini ombak di kapal relatif besar. Ombak datang dari barat.

dokpri
dokpri
Istri dan anak penulis mabok dalam penyeberangan pagi itu.  Alhamdulillah  pagi itu kapal merapat di pelabuhan  Bakauheni sekitat pukul 10.30 wib. Untuk selanjutnya kami ngaso beberapa waktu di "rest area" kawasan Kalianda, Lampung Selatan.

Membayangkan jika ada jembatan

Menyadari bahwa Penyeberangan Merak-Bahauheni adalah penyeberangan yang paling ramai di tanah air, penulis mempertanyakan dan mencoba menganalisis mengapa ada tarik ulur pembangunan jembatan itu.

Menurut BPS, ada 17 juta penduduk Indonesia yang menggunakan jasa penyeberangan Merak-Bakauheni itu setiap tahun. Jumlah ini adalah 2 kali penduduk kota Jakarta. Atau setara dengan 8x penduduk provinsi Bengkulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun