Bismillah,
Bengkulu tanpa diragukan lagi pertaniannya makin maju. Pertanian di sini adalah dalam arti luas, meliputi pertanian pangan, peternakan, kehutanan, perkebunan, hortikultura, perikanan dan peternakan. Kemajuan di bidang pertanian ini salah satunya adalah berkat peran penyuluh pertanian. Saya meskipun tidak begitu banyak mengenal sosok penyuluh pertanian yang ada di Bengkulu tetapi saya cukup mengenal sosok penyuluh satu ini melalui internet. Tulisan ini mencoba memaparkan sosok Buyung Nurman, penyuluh handal asal Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan.
Siapa Buyung Nurman?
Buyung Nurman ini adalah pria yang cukup matang dalam banyak hal. Karier, ilmu, pergaulan dan pengalaman. Dia sudah malang melintang dalam dunia penyuluhan pertanian. Dia dilahirkan dalam keluarga ABRI, di kabupaten Ogan Komering Ilir, kini Ogan Ilir Sumatera Selatan.
Tidak banyak yang dapat Buyung ingat karena masih kecil, tapi sempat bersekolah di sebuah SDN desa Terusan Menang selama satu tahun pada tahun 1971. Buyung masih ingat guru kelas satunya waktu itu bapak Hasan yang rambutnya sudah mulai memutih dan berkaca mata yang juga mempunyai anak sekelas dengannya juga bernama Nurman.
Seiring dengan kepindahan bapaknya yang telah memasuki masa persiapan pensiun sebagai seorang anggota  ABRI dulu polisi belum pisah dengan TNI terpaksalah buyuny tinggalkan sekolah itu ..jadilah Buyung sekolah baru yaitu MIM Tanjung Baru tahun 1973 di kelas dua..
Di madrasah ini Buyung dididik selama lima tahun.
Masih segar dalam ingatannya, bahwa guru kelas dua Buyung kala itu pak 2anit yang penyayang bahkan di jadikannya pembantu beliau di kelas kalau kebetulan beliau ngajar di kelas lain. Selanjutnya menerima didikan dari pak guru 2ahinuddin, Ibu yahuni, Â Mir ikhsan dan Berohan.
Waktu di kelas lima ada rencana kepala Madrasah pak berohan mau mengikuti ujian akhir kelas enam tapi oleh alm. ayahnya Marzuki tidak di restui karena menurut beliau tidak lazim lagi.
Tamat MIM tahun 1977 dan 1978 Buy7ng melanjutkan pendidikan di SMP Swasta Euka Negeri. Sewaktu di SMP inilah sekolah yang paling berkesan karena kebanyakan masuk sekolah pada siang hari.
Selama tiga tahun di sekolah ini hampir tiap hari kalau musim hujan kebanjiran karena jalan dari Lubuk Langkap ke Euka Negeri melewati tidak kurang dari tiga sungai yg cukup lebar. Pasang surut terjadi waktu di kelas dua SMP karena keadaan ekonomi, jarak tempuh dsb sempat berhenti tiga bulan. Alhamdulillah teman akrab Nuyung, Sudiman Lemasim menyampaikan pesan dari kawan kawan dan pak Yuhim untuk datang ke sekolah karena sudah mau ulangan semester dan namanya belum dicoret. Buyung masuk lagi sekitar dua minggu ulangan semester, Alhamdulillah pada saat pembagian rapot masih yg terbaik..di SMPS ini selama tiga tahunn enam bulan karena ada penambahan tahun ajaran enam bulan ketika Mendikbud Dr. Daud Yusuf.
Inilah sekolah tempat Buyung dididik mendalami ilmu-ilmu pertanian. Â Menurut Mulyani, rekan belajar buyung di SPMA (kini dikebal SMK PP Negeri) Kelobak Curup Bengkulu, Buyung lebih pandai dalam berbahasa Inggeris dibanding gurunya kala itu. Guru kesulitan untuk memberi nilai pada rapornya.Â
Tamat SMP Tahun 1981 melanjutkan ke SPMA Daerah Bengkulu di Kepahyang yang memang sidah dicita-citakan karena favorit, informasi yg berkembang waktu itu hanya orang orang pintar yg di terima di sekolah ini karena sistim gugur. Sebelumnya sekolah ini dikira negeri ternyata punya daerah yg merayon ke SPP-SPMA NEGERI PALEMBANG di Sembawa.
Selama di SPP-SPMA D BKL Â tiga tahun itu ada suka dan juga ada duka. Sukanya kalau kepala sekolah ada tamu dari mahasiswa IPB yg mau riset dipanggilnya untuk menemani karena kepsek DR. IR. DHARMA SETYAWAN, M.Ed alumni IPB, tahun 1983 diutus ikut lomba karya nasional SPP-SPMA Se Indonesia di Bogor dan ini kebetulan untuk pertama kali bagi Buyung mennginjakan kaki di bumi pulau Jawa.
Dukanya ada tiap semester pertama liburan nggak pulang melainkan upahan menyiang kebun, memetik kopi di Benuang Galing Kepahyang, baru liburan kenaikan pulang ke kampung.
Tahun 1984, Buyung tamat SPMA di sini dia bingung lagi karena ada tawaran baru dari yang merupakan program baru dari kepsek memberi beasiswa untuk di sekolahkan 3 tahun tapi selesai pendidikan harus ngabdi di SPMA di BKL. Takdir belum berpihak tawaran ditolak dan mau cari kerja.
Sebetulnya nilai hasil ujian tidak baik-baik amat sekedar  mungkin bisa diterima di perintis dua waktu itu IPB  masuk perintis dua.
Kalau hasil ulangan semester di sekolah memang ada yang dapat nilai 9 untuk beberapa mata pelajaran tapi tidak semua pelajaran. Hasil ujian akhir MIM sampai SPMA tidak baik tapi karena ujian menginduk tadi, logikanya tidak mungkin mengalahkan sekolah induk.
Menjadi penyuluh handal
Buyung merupakan aset yang berharga bagi Bengkulu. Tugas sebagai penyuluh ia jalani dengan baik, dengan tekun. Dia menguasai ilmu berkomunikasi, ilmu sosial, ilmu pertanian, ilmu penyuluhan pertanian dll.
Tahun 1984 dengan susah payah krn tidak ada orang dalam, Buyung  waktu itu diterima di Kanwil Pertanian sebagai penyuluh pertanian lapangan yang ditugaskan di kecamatan Kaur tengah BS kini Kabupaten kaur.
Di kaur tidak lama hanya setahun, dipindah ke Lubuk Tapi Ulu Manna kec. Pino 1985-1988.
Tahun 1988-1991 dipindahkan ke kec. Kaur utara Oadang Guci. Di kaur utara inilah masih BS dulu Buyung dinobatkan sebagai PP teladan tingkat Kabupaten BS. Masih dalam proses utk penentuan teladan tingkat propinsi. Tahun-tahun panggilan tugas belajar ke AKADEMI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR sampai berangkatlah ke Bogor maret 1991 karena perkuliahan di mulai April. Di APP BOGOR sampai dengan tahun 1994. Pulang pendidikan dari Bogor 1994 ditugaskan di kec. Sukaraja BS kini kabupaten Seluma.
Tahun  1996 Buyung dinobatkan sebagai PP teladan dan diundang ke istana negara Jakarta untuk upacara peringatan detik detik proklamasi.
Baru tahun 2000 Buyung melanjutkan kuliah di sosek prodi agribisnis Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu, UMB selesai tauun 2002.
Jadi selama sekolah Buyung menjalani pendidikan semuanya di sekolah swasta  kecuali kelas 1 SD. APP berubah jadi STPP terakhir berubah lagi jadi POLYBANGTAN UPT KEMENTAN.
Tahun 2003 Seluma mekar jadi kabupaten di ltarik ke struktural eselon 4 lk  4,5 thn, eselon 3 setingkat kabid lk 8,5 tahun. Tahun 2017 diangkat kembali ke jabatan fungsional Penyuluh pertanian. Insyaa Allah kalau umur panjang lk 2,5 thn lagi Buyung akan pensiun pada usia 60 tahun.
Berbagai pelatihan dia ikuti baik ditingkat daerah maupun nasional. Ini semua dalam upaya pematangan diri sebagai penyuluh maupun sebagai pegawai negeri sipil.
Menurut informasi yang layak dipercaya, Buyung merupakan orator yang handal ketika memberikan pelatihan kepada para penyuluh dalam wilayah provinsi Bengkulu. Materi yang dia sampaikan cukup "updated" dan "well informed" dan "easily understood". Tidak mengherankan jika banyak tugas mulia yang dipercayakan kepada Buyung oleh masyarakat di mana dia tinggal. Sebagai juru bicara untuk melamar anak gadis para sahabat dan tetangga, sebagai ketua kerja pada resepsi pernikahan dan lain-lain adalah di antara tugas mulia yang beliau selalu emban di lingkungan dia tinggal. Informasi tentang Buyung Nurman bisa dibaca BP4 Bengkulu.
Pribadi yang bersahaja
Buyung sejak di kampung dididik dalam keluarga yang bersahaja. Satu kata untuk beliau adalah disiplin. Walau demikian pribadi Buyung setelah dewasa berubah menjadi pribadi yang bersahaja tetapi penuh rasa empati, simpati, komunikatif dsb. Kami penduduk asal Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan merasa bangga punya warga yang kini menjadi penyuluh pertanian yang handal seperti Buyung Nurman.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H