Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Bilang Tanah Kita Tanah Surga

4 November 2020   06:12 Diperbarui: 4 November 2020   07:00 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Korupsi pengrusak segalanya

Korupsi secara besar-besaran karena tingginya biaya politik pada pilkada dan pilpres termasuk pada pileg. Sudah bukan rahasia lagi bahwa kepala daerah atau kepala negara dibiayai oleh sponsor. Untuk itu kada atau pres yang terpilih tersandra oleh para cukong karena itu mereka akan minta macam-macam.

Permintaan para sponsor pemilu sejak lama terbanyak adalah meminta konsesi untuk pengelolaan hutan, pertambangan umum, tambang minyak dan gas,  perijinan usaha raksasa multinasional dll.

Yang tidak jarang adalah meminta jatah proyek APBN dan atau APBD. 

Rakyat di daerah hanya dapat limbahnya

Sejak zaman Belanda masyarakat di banyak daerah pertambangan, konsesi hutan, minyak dan gas menjadi penonton di daerahnya sendiri. Mereka melihat kereta, truk dan alat pengangkut lainnya yang membawa hasil bumi. 

Di Sumsel kereta pengangkutan batubara dari  Muara Enim dan Lahat melintasi wilayah-wilayah kabupaten/ kota menuju Lampung. Batubara diangkut ke Suralaya Jawa Barat. Demikian juga di daerah Kalimantan dan pada bagian di wilayah Sjmatera, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Perusahaan nasional dan multi-nasional menggarap sumberdaya alam strategis untuk keuntungan mereka dan sebagian kecil saja yang masuk ke negara. Kenapa? Karena negara tidak punya andil dalam teknologi dan modal. Yang miris adalah sering kita dengar pajak digelapkan oleh oknum. 

Sedikit sekali yang setia 

Menurut banyak pihak persoalan yang mengerogoti negara kita adalah pejabat negara atau pejabat daerah yang tanpa sungkan menggerogoti uang negara, uang perusahan, sumberdaya alam. 

Menurut seorang pensiunan pajak menyampaikan cerita menyayat hati ketika dia menceritakan jika pejabat itu membeli tanah maka tidak ada namanya, nama keluarganya tetapi nama-nama keluarga yang jauh. Jadi pejabat itu seperti tidak bersalah dan tidak berdosa karena hartanya tidak ada nama yang bersangkutan. Rapi sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun