Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajaran dari Nasib Burung Heron

1 November 2020   11:14 Diperbarui: 1 November 2020   11:22 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian yang terjadi dengan pasangan nenek moyang manusia, Siti Hawa, adalah sumber mala petaka karena dibujuk iblis untuk mekanan buah kholdi. Buah kholdi ini diabadikan oleh Allah swt pada laki-laki sebagai jakun di leher mereka. 

Jakun jika digunakan dengan baik akan menjadi barokah. Sebaliknya akan menjadi petaka. Sedangkan pada perempuan, buah kholdi nyangkut di dada perempuan. Buah dada jika digunakan dengan baik akan merupakan barokah, jika salah guna akan jadi sumber mala petaka.

Kesimpulan

Janganlah kita serakah seperti burung heron alias burung kuntul dengan mamakan ikan belut yang besar tanpa memahami dengan baik aapakah berbahaya atau tidak. Rezeki yang haram mirip dengan ikan belut yang dimakan oleh burung heron. 

Satu tetes darah hasil dari makanan haram lebih pas untuk api neraka. Alhamdulillah kita dapat pelajaran dari burung heron yang serakah ini. Maka penulis berjanji untuk memperhatikan rezekinya, apakah haram apakah halal. 

Penulis juga mengajak pembaca melakukan hal yang sama. Dengan selalu membaca alquran dan berdoa pada Allah agar dihindarkan  dari azab jahannam, azab kubur dan dari murka Allah, insyaa Allah akan selalu ditunjuki oleh Allah, cara hidup, jalan hidup yang istiqomah. Jalan yang diridhoi-Nya.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun