Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wahai Pemerintah RI Kembalikan Sekolah dan Universitas kepada Sistem Offline

26 Oktober 2020   19:09 Diperbarui: 27 Oktober 2020   01:53 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ada yang menggunakan masker tetapi jika kita saksikan di pasar tradisional kota Palembang hampir sedikit sekali yang menerapkan protkes kesehatan.

Kedua, jaga jarak pada saat shalat itu adalah hal yang tidak dianjurkan sesuai dengan tuntunan agama. Propaganda para pakar dan pemerintah bahkan "World Health Organization, WHO", telah menyebabkan lumpuhnya sunnah nabi Muhammad saw.  

Pada hal kesempurnaan shalat berjemaah terletak pada shaf shalat yang lurus dan rapat. Jika memang penularan covid 19 ini akan terjadi melalui droplet maka cukuplah pakai masker saja tidak perlu menjaga jarak dalam shalat. Karena menurut pelajaran yang sebelum-sebelumnya, penularan virus hanya terjadi melalui pelukaan atau masuk melalui injeksi.

Bagaimana dengan belajar dan bekerja?

Penulis meyakini sekali bahwa belajar online jauh dari efektif dan efisien. Dipercayai bahwa belajar online tidak efektif sama sekali karena terbatasnya kemampuan penduduk untuk membeli paket internet, kurangnya konsentrasi para siswa dan mahasiswa. 

Saya sering melakukan kulian online menggunakan zoom meeting dan google meet. Dari pengalaman  memberi kuliah seperti itu terlihat sekali bahwa perkuliahan menjadi tidak efektif dan tentu saja tidak efisien. Ketiadaan sinyal dan sinyal juga ditentukan oleh keadaan cuaca. Pada saat awan mendung dan hujan sinyal internet nyaris tidak ada alias sangat buruk.

Jika diselidiki para mahasiswa yang ikut pun mengalami penerimaan suara terputus-putus  yang terkadang tidak bisa "connect" sama sekali. Dari pengalaman itu terlihat bahwa anak bangsa ke depan akan semakin terpuruk karena pembelajaran secara online jelas tidak baik karena menjadikan sejumlah siswa dan mahasiswa tidak dapat belajar dengan baik.

Para siswa banyak yang keluyuran padasat kelas sedang berlangsung.  Bolosnya mereka itu karena susahnya mwngontrol mereka secara online. Siswa dan mahasiswa juga bisa menjadi tidak jujur karena mereka bisa saja berpura-pura nelajar atau mengikuti kuliah karena hal itu sangat memungkinkan terjadi.

Wahai para provokator

Berhentilah kalian melakukan kegiatan provokatif dengan melakukan "sharing" secara massive postingan yang membangun opini tak berdasar sehingga masyarakat dunia selalu ketakutan, tak bebas dan terkurung di rumah. Bahwanyanya ada virus dalam kehidupan ini itu lumrah dan masuk akal. Tetapi mempropagandakam bahwa covid 19 itu adalah "nighmare" - menakutkan, menyeramkan adalah suatu kezaliman pada zaman modern. Dengan propaganda kalian ini ekonomi dunia hancur, pendidikan hancur, hubungan kekeluargaan berantakan.

Anti climacs campaign

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun