Pada kesempatan terpisah penulis menyempatkan diri bertanyak obsesi pemuda lain yang terlibat dan memahami persoalan pertanian di Air Nipis dan sekitarnya. Mereka itu adalah Ali Musramin, SE dan Andang Sukardi. Yang pertama adalah ketua Himpunan keluarga Manna Perwakilan Beungkulu dan yang kedua pekebun dan peternak asal Jombang. Menurut Ali setiap tahun panen padi di sawah yang dia miliki di air luangan sebelah hilir Lubuk Langkap bisa 2 kali setahun. Dia juga menjelaskan bahwa petani pemilik masih memperoleh keuntungan dengan porsi yabg lebih tinggi, meski ada biaya produksi yang juga semakin membumbung.Â
Pada kesempatan lain anak muda yang sukses memimpin perusahaan di Jombang enggan ikut dalam laga menjadi kepala daerah. Biarlah saya menjadi seperti  yang sekarang katanya. Ari pemlik mesin di desa Palak Bengkerung memberi informasi bahwa upah mengolah padi gabah menjadi beras adalah 10 persen dari beras yang dihasilkan. Setiap ton beras yang diproduksi dipungut upah sebanyak 100 kg. Dalam sehari Ari biasa mengantongi upah sebanyak 4 ton. Sungguh mencengangkan.Â
Ingat lubuk langkap ingat padi sawah.
Jayalah kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H