Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dirikanlah Salat karena Tuhanmu dan Berqurbanlah

1 Agustus 2020   05:02 Diperbarui: 1 Agustus 2020   06:34 2056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Setiap tahun kita bersyukur karena diberi kesempatan untuk berada pada hari raya idul adha, hari raya qurban. Pada hari ini tidak ada ibadah yang paling afdhol selain membesarkan Allah dan memotong hewan qurban. Kapan waktunya membesarkan Allah dan apa makna qurban untuk kita semua merupakan tujuan penulisan artikel ini.

Shalat Idul adha

Shalat hukumnya sunat muaqad yang berarti dianjurkan, diharuskan. Shalat sunat ini berjumlah dua rekaat. Pada rekaat pertama ada 7 takbir yang diikuti oleh 6 tasbih, sedangkan rekaat kedua ada 5 takbir diikuti 4 tasbih.

Shalat idul adha sebaiknya dilakukan di tanah lapangan atau kalau tidak bisa di dalam masjid atau di di bawah bangunan besar jika hari hujan atau tidak memungkinkan di lapangan. Bahkan pada saat pandemi Covid 19 seperti idul fitri tahun ini banyak juga pelaksanaan shalat idul fitri di rumah masing-masing.

Bacaan tasbih adalah subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar. Yang bermakna Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang wajib diibadahi kecuali Allah dan Allah Maha Besar.

Sebelum shalat dan sesudah shalat dilakukan takbir, tahlil dan tahmid.  Takbir itu adalah Allahuakbar, tahlil itu lailahailallah dan tahmid adalah Walalillahilhamd. Dalam takbir kita mengakui bahwa Allahlah Yang Maha Besar, selain Allah kecil. Dalam tahlil kita mengakui bahwa tidak ada tuhan yang wajib diibadahi kecuali Allah. Dan dalam tahmid kita mengakui bahwa Segala puji-pujian hanya milik Allah.

Mendirikan Shalat

Shalat itu  itu bukan hanya dikerjakan tetapi harus didirikan. Kalau dikerjakan maka hanya gugur kewajiban saja. Jadi kalau sudah dikerjakan ya sudah. Maka perintah shalat bukan kerjakan shalat tetapi dirikan shalat.

Mendirikan sholat sesuai hadisst dari Ibnu Abbas ra pernah berkata, *Mendirikan sholat adalah menyempurnakan rukuk, sujud, bacaan, khusyuk, dan menghadapi sholat dengan penuh kesempurnaan*... Kata As-shalah dalam bahasa Arab itu mempunyai dua makna (dua akar kata) yaitu shalla dan washala. Shalla artinya berdo'a, jadi kita memohon atau menyeru kepada Allah. dinukilkan oleh ust Fikri, budak laut yang bermukim di Bukit Sejahteta Palembang  Sumatera Selatan.

Perintah shalat di dalam alquran ada ratusan ayat yang trennya sama yakni "aqimushola wa atuzaka" yang bermakna dirikanlah shalat dan bayarlah zakat. Sebagai contoh ada dalam sejumlah surat dan ayat dalam alquran. 

Dalam surat albaqarah ayat 155 perintah shalat digunakan untuk menghadapi musibah dengan minta tolong dengan sabar dan shalat. Sedangkan dalam surat alkautsar ayat 2 kita diperintahkan untuk mendirikan shalat karena Allah dan berqurbanlah.

Mendirikan shalat itu berarti ada bangunannya. Ada satu kesatuan antara lima waktu shalat  shalat sunnat rawatib, shalat sunat Dhuha, shalat tahajud, shalat hajat, shalat taubat dsb. Ada juga perintah shalat agar berjemaah  diawal waktu dan di mana azan dikumandangkan.

Sedangkan shalat itu adalah kumpulan gerakan, bacaan, fikiran, gerakan yang baik-baik. Shalat yang benar itu adalah shalat cara rasululullah. Rasul shalat khusuk. Bahkan setiap shalat dia menangis.

Shalat yang khusuk itu akan berdampak kepada membaiknya komitmen para pelakunya, baik produktifitasnya, baik akhlaknya, baik jalan hidupnya, baik kepeduliannya dsb.

Berqurbanlah

Berqurban itu jika dikerjakan di antara shalat dan selama hidup adalah upaya Allah untuk memperbaiki aqidah dan akhlaq manusia. Kok begitu? Iya karena nabi Ibrahim diminta menyembelih anak kesayangannya. Dalam hidup ini kita selalu ada "Ismail" yang bermacam-macam yang akan menghalangi kita untuk beribadah kepada tuhan kita. Menghalangi kita jadi pemimpin yang mumpuni, menghalangi kita jadi pekerja keras, yang cerdas dan ikhlas.

Kita shalat, puasa, zakat, sedekah, berjuang di jalan Allah, umroh, haji, menjadi pe.impin, menolong orang selalu  dihalangi oleh para "Ismail" itu. Entah harta kita, ilmu kita, kedudukan kita, status sosial kita, kesombongan kita. Itu semua perlu disembelih. Perlu dimatikan sebelum kita mati. 

Jika kita setiap saat menyembelih para "Ismail"salam hidup kita maka semua kita yang merupakan para "Ibrahim" atau pemimpin mesti menyembelih para Ismail agar kita selalu meng-esa-kan  Allah. Agar kita selalu tolong menolong karena Allah.

Hidup ini terasa indah, terasa mudah jika diisi oleh para Ibrahim yang kuat, tahan banting, tahan dibakar, tahan menderita karena taat kepada Allah. 

Semangat berqurban ini pula jika dimiliki oleh para anak muda, para orang tua, para pemimpin, ibu rumah tangga dan rakyat semuanya akan mampu mewujudkan tujuan pendirian negara yakmi masyarakat yang adil dalam kemakmuran. Masyarakat yang makmur dalam keadilan. 

Jayalah negeriku, jayalah Indonesia. Hiduplah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia raya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun