Dalam surat albaqarah ayat 155 perintah shalat digunakan untuk menghadapi musibah dengan minta tolong dengan sabar dan shalat. Sedangkan dalam surat alkautsar ayat 2 kita diperintahkan untuk mendirikan shalat karena Allah dan berqurbanlah.
Mendirikan shalat itu berarti ada bangunannya. Ada satu kesatuan antara lima waktu shalat  shalat sunnat rawatib, shalat sunat Dhuha, shalat tahajud, shalat hajat, shalat taubat dsb. Ada juga perintah shalat agar berjemaah  diawal waktu dan di mana azan dikumandangkan.
Sedangkan shalat itu adalah kumpulan gerakan, bacaan, fikiran, gerakan yang baik-baik. Shalat yang benar itu adalah shalat cara rasululullah. Rasul shalat khusuk. Bahkan setiap shalat dia menangis.
Shalat yang khusuk itu akan berdampak kepada membaiknya komitmen para pelakunya, baik produktifitasnya, baik akhlaknya, baik jalan hidupnya, baik kepeduliannya dsb.
Berqurban itu jika dikerjakan di antara shalat dan selama hidup adalah upaya Allah untuk memperbaiki aqidah dan akhlaq manusia. Kok begitu? Iya karena nabi Ibrahim diminta menyembelih anak kesayangannya. Dalam hidup ini kita selalu ada "Ismail" yang bermacam-macam yang akan menghalangi kita untuk beribadah kepada tuhan kita. Menghalangi kita jadi pemimpin yang mumpuni, menghalangi kita jadi pekerja keras, yang cerdas dan ikhlas.
Kita shalat, puasa, zakat, sedekah, berjuang di jalan Allah, umroh, haji, menjadi pe.impin, menolong orang selalu  dihalangi oleh para "Ismail" itu. Entah harta kita, ilmu kita, kedudukan kita, status sosial kita, kesombongan kita. Itu semua perlu disembelih. Perlu dimatikan sebelum kita mati.Â
Jika kita setiap saat menyembelih para "Ismail"salam hidup kita maka semua kita yang merupakan para "Ibrahim" atau pemimpin mesti menyembelih para Ismail agar kita selalu meng-esa-kan  Allah. Agar kita selalu tolong menolong karena Allah.
Hidup ini terasa indah, terasa mudah jika diisi oleh para Ibrahim yang kuat, tahan banting, tahan dibakar, tahan menderita karena taat kepada Allah.Â
Semangat berqurban ini pula jika dimiliki oleh para anak muda, para orang tua, para pemimpin, ibu rumah tangga dan rakyat semuanya akan mampu mewujudkan tujuan pendirian negara yakmi masyarakat yang adil dalam kemakmuran. Masyarakat yang makmur dalam keadilan.Â
Jayalah negeriku, jayalah Indonesia. Hiduplah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia raya.