Semua orang di dunia ini tertipu dengan pendidikan, iptek dan kepandaian sebagai indikator sukses dalam hidup. Tidak ada jaminan. Kenapa? Karena jika kepandaian atau karir dijadikan sebagai indikator sukses maka Hamman lah orang yang paling sukses. Karena dia berpendidikan, berilmu, berteknologi. Ternyata, orang berpendidikan akan punya sifat jelek yakni sombong, licik dsb.Â
Hamman gagal di mata Allah swt karena dia juga tidak mau mentaati Allah swt karena sibuk mengurusi pembangunan, sibuk mengikuti perintah bosnya yakni Firaun yang menginginkan Hamman mengerjakan apa saja termasuk membangun bangunan pencangkar langit untuk mengintip tuhan yang disembah nabi Musa.
Hari ini kita akan mengikuti jejak Hamman jika berpendidikan, jika punya kedudukan, jika berkarir bagus. Tingkah laku kita akan menjadi beda-beda tipis dengan tingkah laku Hamman. Kerja keras tapi licik dan lalai.
Jika nabi dan rasul sebagai indikator sukses
Semua akan sukses jika mengikuti para nabi dan rasul. Nabi dan rasul mulai dari Adam as sampai nabi Muhammad saw semua sukses karena mentaati Allah swt dengan sungguh-sungguh dan sabar. Beruntunglah mereka yang punya sifat-sifat yang baik seperti taat, hidup berkat dan hati yang bersih.
Mereka itu selalu hidup bersyukur, selalu berzikir, selalu fikir akhirat, selalu sabar dan tawakal pada Allah. Mereka itu tidak mesti kaya, tidak mesti berkuasa, dan tidak mesti orang berpendidikan, tidak mesti punya karir, bisa saja orang tidak terkenal, bisa orang biasa. Allahlah yang tahu di mana mereka berada.Â
Mari menangisi diri
Saya adalah termasuk orang yang gagal karena saya pernah berkuasa, pernah punya harta, punya pendidikan, punya karir, punya teknologi. Saya punya sifat-sifat yang dimiliki Firaun, Qorun dan Hamman itu. Saya banyak lalai. Saya banyak sombong. Saya sering sok kuasa, saya sering sok berilmu. Ampuni hamba ya rabb. Saya mohon padaMu agar Kau ampuni dosa-dosa hamba dan mohon Kau muliakan para pembaca tulisan ini.
Kalaupun kami tidak memenuhi syarat untuk Kau masukkan ke dalam surgaMu tapi kami yakin kami kami tidak akan sanggup berada di nerakaMu walau sesaat ya rabb hiks hiks.
Ya Allah hamba menyesal telah menyombongkan diri. Hamba menyesal karena sering lalai. Hamba menyesal karena menganggap rendah mereka yang papa, miskin dan hina. Hamba menyesal karena enggan membantu orang lain dengan kuasa, harta dan apa yang dipunya. Termasuk malas tersenyum kepada orang lain.
Wallahulam bishawab.