Panen hujan mesti dilakukan secara terpadu baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Baik di hulu sungai maupun di hilir sungai. Baik di lahan mapun di rumah. Baik di kota maupun di desa. Hasil penelitian penulis membuktikan bahwa panen hujan dari atap dan lahan dapat mengelakkan terjadinya pada areal seluas 1400 m2 padahal di areal itu selalu banjir setiap lima tahun, 10 tahun apalagi setiap 50 tahun.Â
Pengendalian banjir di "rumah panen hujan" jika pembaca ingin mengetahui kondisi dan fakta di lapangan. Ketik di google "rumah panen hujan" akan ketemu alamat rumah tersebut. Umtuk keseluruhan lahan dan rumah jika terjadi "overflow" disiapkan kolam ikan yang menyediakan ruang kosong lebih dari 900 m3. Untuk air hujan yang jatuh dari atap ada ruang kosong berupa tangki air dengan kapasitas 12 m3. Di rumah bagian belakang ada ruang kosong berupa kolam renang dengan kapasitas 42 m3. Selanjutnya di halaman bagian kiri belakang disiapkan sumur resapan yang bisa menampung 3-4 m3. Pada halaman depan rumah ada halaman dengan pengkerasan menggunakan batu split atau batu pecah dengan luas 300 m2.Â
Jika saja banyak penduduk di kota dan di desa baik yang disponsori oleh pemerintah dan perusahaan swasta dan perusahaan milik negara melakukan hal yang sama minimal melakukan panen hujan di rumah dan di lahan pertanian maka bahaya banjir bisa dikurangi sampai 50 persen. Jika seluruh lahan.perkebunan dan hutan tanaman induatri dilakukan hal yang sama maka bahaya banjir bisa dikurangi hingga 75 persen.Â
Jayalah negeriku Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H