Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Lubuk Langkap Itu Ada di Belakang Rumahku

23 April 2020   08:00 Diperbarui: 23 April 2020   08:31 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Fiq / ctzonedehasenbkl.com

Bismillah, 

Mari selalu bersyukur apapun keadaan kita dengan mengucapkan Alhamdulillah. Dan mari selalu berselawat kepada nabi tanda kita mencintai rasululullah dengan mengucapkam selawat kepada nabi "Allahumma shaliala muhammad" . Tulisan ini mengungkapkan menceritakan tentang wisata bendungan Lubuk Langkap.

Enam tahun lalu

Suatu hari saya mendapat kesempatan untuk mengajak istri saya untuk Pulang kampung memenuhi undangan sepupu saya di kota Manna Bengku Selatan. Pulang kampung itu bukanlah hal yang menyenangkan bagi saya tetapi tidak dilakukan menyisakan rasa rindu yang mendalam.

Tidak mengenakkan karena saya tidak bisa berjalan jauh menjadi penumpang mobil atau bis. Saya pemabuk. Tapi kalau jadi sopir khawatir ngantuk. Kalau naik pesawat bisa tahan berapapun jauhnya. Namun kali ini saya mencoba dengan cara lain yakni meminjam kendaraan milik adik di Bengkulu.

Ctzonedehasenbkl.com
Ctzonedehasenbkl.com
Masa itu kami tidak mendapatkan pesawat langsung Palembang-Bengkulu, karena belum ada penerbangan langsung. Sebagai penggantinya kami membeli tiket pesawat via Batam dengan syarat menginap satu malam di Batam. 

Sesampai di Bengkulu kami meluncur ke Manna. Di sana kami sudah ditunggu pihak keluarga pada acara walimatul urusy anak sepupu yang terakhir.  Pada saat tulisan dirangkai abang sepupu itu sudah meninggal sekitar 2 tahun yang lalu.

Pergi ke Lubuk Langkap

Pergi ke desa ini kami diantar sahabat lama kami sewaktu belajar d SMAN 1 Bengkulu Selatan Achmad Saputro dan Istrinya Yen. Lo dan Yen dengan serta menemani kami ke dusun Lubuk Langkap dengan mobil innva mereka. Kala itu Lo masih menjabat Asisten 1 di pemkab Bengku Selatan dan tahun berukutnya menjad Sekda. Lo dan Yen juga mentraktir kami makan nasi lauk ikan pelus di pinggir Air Ndelengo, yang berlokasi di jalan menurun sebelum jembatan Muara Pemulutan, desa pertama memasuki kecamatan Seginim Bengkulu Selatan.

Perjalanan menuju Lubuk Langkap itu mengungatkan sejarah keluarga kami. Rumah kami persis berada di pinggir areal bendungan uang dibebaskan untuk pembangunannya. Sejak tamat kuliah walau masih susah saya berani mengajak ayah, ibu, kakek dan adik-adik semua pindah ke kota Palembang, 500 km sebelah utara dusun Lubuk Langkap. Kepindahan ini terinspirasi dari kepindahan keluarga mertua yang sukses pindah dari Sekayu ke Palembang. 

Perjalanan nostalgia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun