Berdasarkan ketiga ayat tersebut maka manusia pasti akan mengalami penyesalan demi penyesalan. Mengapa? Karena manusia gagal mempertanggungjawabkan nikmat dan kelebihan yang diberikan kepadanya.
Mereka diberi kelebihan yang bermacam macam bukan untuk dibanggakan. Tetapi untuk menolong agama Allah, untuk menolong sesama dan untuk menolong makhluk lain yang lemah, yang butuh pertolongan. Di sinilah manusia termasuk saya gagal dan menyesal ketika menghadap Allah.
Manusia banyak yang akan, sedang, dan pasti menyesal karena tidak berbuat baik dan berbuat baik. Manusia masih banyak yang berbuat buruk kepada sesama, kepada alam, kepada Tuhan mereka. Berapa banyak kita sudah berbuat baik? Sebandingkah kebaikan itu dengan kebaikan yang sudah Allah berikan kepada kita, akan diberikan kepada kita?Â
Manusia banyak yang akan menyesal, sedang menyesal dan pasti menyesal karena tidak berlomba lomba dalam berbuat baik. Tetapi kebanyakan berlomba lomba berbuat keburukan.Â
Penyesalan tanpa akhir
Beruntunglah manusia yang selalu memperbaiki diri, keluarga dan secara berkelompok. Mereka selalu bertaubat, selalu mempedomani Alquran dan hadist dalam menjalani sisa sisa kehidupan mereka. Merugilah mereka yang sisa sia dakam hidup. Mereka yang menyombongkan diri karena punya banyak kelebihan. Mereka yang tidak tahu diri dengan kelebihan akan mengalami penyesalan tanpa henti.
Di mana saja mereka akan menjadi hina dan menyesal jika mereka tidak menyambung dua tali utama yakni tali pada Allah dan tapi kepada sesama manusia. Mereka selalu mentaati Allah dan rasulNya, selalu beristighfar, selalu memaafkan, selalu menjaga hati, selalu menjaga lisan dan kemaluan, dan selalu berzikir, fikir akhirat, sabar dan tawakal pada Allah.
Sementara itu mereka yang menyekutukan Allah akan menyesal tiada akhir. Mereka yang zalim akan menyesal tanpa ujung. Mereka yang jahat akan kena laknat. Semoga Allah SWT memberi hidayah, Inayah, maunah dan Maghfiroh kepada kita semua. Aamiin yra.
Palembang, 30.1.2019
Alfakir,
Supli Effendi Rahim