Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... profesional -

Sejak 2007 terus menerus mengembangkan sistem pendidikan dan pengajaran menggunakan ICT terpadu (weblog), rumah panen hujan serta model pengelolaan limbah domestik dengan teknologi rawa buatan. Saat ini anggota partai mengajak ke syurganya Allah, pensyarah dan peneliti; Ketua Lembaga Penelitian Universitas Palembang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

RUMAH PANEN HUJAN MENURUT CATATAN MAHASISWA SAYA

15 Oktober 2012   14:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:49 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini kita baru saja menyaksikan pelantikan Jokowi dan Basuki sebagai gubernur dan wakil gubernur Jakarta.  Tanpa sengaja saya melihat catatan mahasiswa saya tentang sisi lain untuk mengatasi banjir Jakarta yakni dengan menerapkan rumah panen hujan di seluruh wilayah hulu (tangkapan air Jakarta - Bogor, Bekasi, Depok, dan Tangerang). Selamat membaca. Hari sabtu beberapa minggu yang lalu saya dan teman teman mengunjungi rumah dosen saya, Bapak Supli Effendi Rahim di Perumahan Bukit Sejahtera
Pertama melihat rumah ini kesan pertama yang saya rasakan adalah luar biasa sungguh mengesankan. Di depan rumah terdapat sebuah kolam ikan yang berisi ikan dan udang.

Setelah masuk ke dalam saya lebih terkesan lagI dengan taman di dalam rumah dengan membuat atap sedemikian rupa sehingga saat hujan air tetap bisa masuk tanpa membasahi lantai.

Kebetulan juga saat kami datang hujan turun agak deras sehingga Pak Supli bisa menjelaskan sambil menunjukan beberapa fungsi dari rumah panen hujan ini.
Bisa dilihat ada sebuah kolam renang yang kosong yang bisa menampung kurang lebih 145 meter kubik air hujan.

Air yang jatuh dari pipa yang diberi saringan dapat ditampung dan digunakan untuk beberapa keperluan. Di sudut bawah kolam terdapat lubang pembuangan air jika kolam ingin di kuras. Lubang ini tersambung menuju saluran yang menuju ke kolam ikan di depan.
Selain kolam renang di belakang, air hujan bisa di tampung dalam beberapa tempat penampungan air (tangki di samping rumah) sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan sehari hari dan dapat disimpan saat musim kemarau sehingga kita dapat menghemat penggunaan air dari PDAM sehngga dapat menghemat uang dalam jumlah lumayan.
Dan masih ada satu lagi penampunagn air tapi ukurannya lebih kecil.

Selain itu di rumah ini juga ada sebuah rumah kaca yang dibuat untuk membuat hujan buatan dengan bantuan pompa untuk mengalirkan air hujan yang ditampung dari tempat penampungan ke kran air hujan buatan ini.

Di rumah kaca ini kita bisa melakukan penelitian tentang pengaruh air hujan terhadap pertumbuhan tumbuhan. Rumah kaca ini bisa digunakan sepanjang tahun dengan kita menyimpan air hujan dalam bak penampungan.

Selain itu Pak Supli juga mengajak kami mengelilingi rumahnya. Kami melihat beberapa taman yang sangat indah dengan berbagai macam flora yang menghiasinya.

Dan terakhir saat di depan kolam kami di jelaskan kalau semua air hujan yang berasal dari atap di saring, sebagian di simapn, dan yang tidak tersimpan masuk ke dalam kolam ikan di depan yang merupakan kolam penampungan terbesar di rumah ini.

Dengan pengelolaan air yang baik seperti ini kita dapat membuat penghematan air PDAM dengan menyimpan air hujan dengan beberapa sistem penyaringan dan juga air hujan lebih baik untuk pertumbuhan ikan dan udang.

Selain itu kami juga mempelajari tentang konservasi tanah, beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak dari erosi yang ditimbulkan dari air hujan yang jatuh ke tanah yantg dapat membawa partikel partikel tanah berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
1. Menutup lapisan tanah dengan penutup baik iu seperti atap, vegetasi, ataupun menutupnya dengan memberikan lapisan semen di atasnya.
2. Membuat permukaan tanah menjadi kasar, sehingga partikel tanah yang terbawa air akan tergenang dan saat air menguap partikel tanah tadi akan tetap berada di sana. Hal ini dapat juga dengan memberikan lubang lubang dan batu batu kerikil di atas permukaan tanah.
3. Membuat penghalang agar air tergenag seperti teras sehingga air mengenang dan akan menguap.
4. Jiak tanah itu produktif maka akan dipelihara dan di jaga oleh sang pemilik, sebaliknya jika tanah tersebut tidak produktif maka sang pemilik akan malas untuk mengurusnya.
5. Dan yang terakhir seingat saya adalah pengaturan konsep tata ruang sehingga tanah dapat terkurangi resikonya tererosi oleh air hujan yang turun dengan deras.

Sekian cerita saya kali ini kita sambung lain kali.
Buat Pak Supli thanks atas waktu dan pelajaran yang di beikan.
Maaf dari saya jika dalam tulisan saya ini terdapat kekurangan dan kesalahan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun