Bismillah,
Seandainya aku diberi kesempatan oleh Allah untuk menemui dan berjumpa dengan para pendiri negaraku yang kubanggakan ini maka banyak hal yang akan aku perbincangkan dengan mereka. Tapi sudahlah itu cuman mimpi atau andaian sajalah. Terlepas dari kenyataan bahwa pendirian negara ini dilakukan secara tergesa-gesa namun tidak salah jika kita mencoba untuk membaca untuk membaca secara implisit dan eksplisit apa2 saya yang dimimpikan oleh pendahulu republik tercinta ini. Dalam pada itu saya juga mengharapkan pendapat teman2 tentang sejumlah mimpi atau harapan para "the founders" republik ini.
Mukadimah dan Lagu kebangsaan
Pada suatu hari di penghujung 1990an atau awal 2000 an saya diberi kesempatan untuk membaca pembukaan UUD 1945.
Kebetulan waktu, alhamdulillah, saya hafal tanpa teks.
Masih terngiang didalam fikiran dan telinga saya bahwa pendahulu republik ini inginkan untuk mengisi kemerdekaan yang merupakan rahmat Tuhan Yang Kuasa itu dengan tujuan-tujuan yang besar.
Di antara tujuan-tujuan yang besar itu antara lain:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanah tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan Umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut memelihara keamanan dan ketertiban dunia
Suatu hal yang menarik bahwa mulai dari pendirian republik ini sampai sekarang bahwa warga bangsa dan para pemimpin bangsa ini belum mempunyai kesempatan untuk melaksanakan secara murni dan konsekuen ajaran yang tersirat dan tersurat dalam mukadimah UUD 1945.
Saya juga heran mengapa ya? Apa karena lupa, atau salah dalam proses.
Atau mungkin kesejahteraan itu ukurannya telah bergeser?
Pelajaran dari Lagu kebangsaan
Bagaimana jika kita lihat lirik lagu kebangsaan..
INDONESIA RAYA
Indonesia tanah airku tanah tumpah darahku
di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu
Reff
Hiduplah tanahku hiduplah negeriku
Bangsaku rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya bangunlah badannya
untuk Indonesia raya
Indonesia raya merdeka merdeka
Tanahku negeriku yang kuncinta
Indonesia raya merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia raya
Kalau kita lihat dari lagu ini maka paling sedikit ada sejumlah kekeliruan kita:
1. Dalam pembangunan negara kita mengutamakan pembangunan badan dibandingkan jiwa.
2. Kita mengartikan Indonesia itu milikku.. padahal milik kita.
Sebagai konsekuensi dari kesalahan menterjemahkan lirik lagu itu dalam kehidupan sehari-hari maka sangat banyak sekali kita (termasuk saya) yang salah dalam penerapan nilai-nilai kebangsaan dan nilai-nilai kepahlawahan dalam kehidupan sehari-hari.
Seandainya saja proses pembangunan negara dan bangsa ini dapat menggunakan nilai-nilai yang telah dirintis oleh pendiri negara ini maka ada sejumlah nilai-nilai luhur yang perlu ditimbulkan dan digalakkan kembali untuk semua warga bangsa ini antara lain.
1. Budaya malu. malu dengan Tuhan, malu kalau salah melulu.
2. Budaya takut dilantik sebagai penyebab murka tuhan. Kalau sudah dilantik sebagai penyebab turunnya murka tuhan. maka dosa2 berlipat-lipat.
3. Budaya selalu siap-siap masuk kubur. Kalau masuk kubur maka semua yang kita miliki baik halal maupun haram ditinggal semua kan?
Nah, teman-teman itu aja tulisan saya pagi ini... minta urun rembug dari teman2 semua... terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H