Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajaran Berharga dari Perjumpaan dengan Mahasiswaku

28 September 2021   12:10 Diperbarui: 28 September 2021   13:05 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa saya menemukan kenyataan bahwa yang jadi pasien para bidan di desa adalah mereka yang melahirkan secara normal melalui pernikahan. 

Tetapi tidak sedikit yang melahirkan anak setelah 2 bulan menikah, atau hasil pemerkosaan, melahirkan dari pasangan tak menikah. Yang lebih aneh lagi adalah kehamilan hasil pemerkosaan terhadap ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Kasihan beyul dengan anaknya karena terlahir dari rahim ibunya yang mengidap ODGJ..

Kelima, pelajaran lain adalah mahasiswa saya menemukan kenyataan bahwa penulis termasuk orang yang mudah dihubungi dan membalas jika di japri. Alhamdulillah penulis mencoba untuk mewakili sifat sifat orang yang sudah "IT ninded" karena itu adalah sifat Allah. Bahwasanya ada orang yang susah dihubungi kita berbaik sangka saja mungkin paket internetnya habis atau dia jauh dari jangkauan internet. Giru aja kok repot.

Allah bisa dihubungi setiap saat dan Dia Maha baik. Minta ampunlah selalu dan minta tolonglah padaNya pasti kabul. Bacalah selalu selawat kepada nabi insyaa Allah hati jadi tenang, doa kabul. Allauumma shaliala muhammad.

Keenam, pelajaran lain adalah keadaan mahasiswa saya jauh lebih baik dari keadaan waktu saya kuliah dulu. Alhamdulillah saya telah diberi amanah oleh ayah ibu saya (atas permintaan saya) untuk mendampiingi adik adik yang senang menuntut ilmu di tengah susahnya keadaan ekonomi orang tua. Bertahan hidup dalam keadaan susah sambil menuntut ilmu bersama saudara merupakan pengalaman pahit yang takkan terlupakan.

Namun demikian kondisi begitu menjadi biasa waktu saya nekad membawa keluarga yakni anak dan istri ke negeri Lady Diana selama 5 tahun pada hal beasiswa  tidak ada untuk anak dan istri. 

Pada saat seperti itu maka sangat berguna pengalaman ketika saya kuliah di S1. Hidup dengan penuh keyakinan kepada Tuhan sebagai satu satunya tempat bergantung merupakan pembuktian vahwa Tuhan itu ada. Pulang pulang bawa anak tiga.

Selama di rantau pemulis bisa umroh, bisa seminar ke Eropah dan bisa jalan jalan ke tempat wisata lainnya.

Demikian pelajaran hari ini pagi ini.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun