Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajaran Berharga dari Perjumpaan dengan Mahasiswaku

28 September 2021   12:10 Diperbarui: 28 September 2021   13:05 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Hari ini saya dikunjungi oleh mahasiswa saya yang sudah menamatkan studinya dan memperoleh gelar M.Kes. Ada sejumlah catatan yang saya petik dari mahasiswa cantik dan pekerja keras itu.

Pertama, beliau mendapat beasiswa ayah bunda karena gaji yang bersangkutan belum mampu untuk dijadikan pembayar SPP dan uang itu  atau uang ini selama kuliah di program magister kesehatan itu.

Ada banyak lagi mahasiswa yang memperoleh beasiiswa FAMA (father mother) itu. Salah satunya  adalah mahasiswa saya yang sedang mengandung anaknya saat penulisan tesis  dan ujian komprehensif sedang dilaksanakan.

Saya meminta ybs agar menangis tengah mapam mendoakan ayah bundamu supaya Allah mengampuni dosa2 mereka dan memasukkan mereka ke dalam surga.

Saya teringat pada ayahku yang kini sudah di alam barzah. Betapa ayahku telah memgantarkan kami menjalani pendidikan S1 untuk  selanjutnya memperoleh beasiswa saat di S1,S2 dan S3. Tanpa beasiswa ayah bundaku sejak dalam kandungan tidak akan bisa penulis bisa seperti sekarang. Alfatiha unruk alm ayah, kakek, nenek, ayah dan ibu mertua, para guru serta orang orang yang berjasa dalam hidup kita.

Kedua, pelajaran berharga dari mahasiswaku adalah bahwa dari 39 bidan yang dia teliti hanya satu variabel independen  yang nyata mempengaruhi kinerja bidan. Ini menarik karena kebanyakan bidan masih berusia muda sehingga tidak fokus pada tugas mereka. Hal lain yang diyakini berpengaruh kepada kinerja bidan adalah rendahnya insentif yang mereka terima. Tetapi ini masih harus dibuktikan lebih lanjut.

Ketiga, pelajaran lain dari penulisan tesis oleh mahasiswa saya itu adalah kealpaannya untuk menjawab tujuan umum dalam kesimpulan. Juga di dalam.pembahasan lupa membuat tabel ringkasan hasil. Ini mestinya dijadikan perhatian oleh siapa saja - dosen dan mahasiswa bahwa kesimpulan itu disesuaikan dengan hasil dan pembahasan yag runut sesuai pada urutan tujuan penelitian.

Pada kesimpulan mesti ada kaliamat *Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam.penelitiam diperoleh kesimpulan bahwa kinerja bidan secara umum tidak berhubungan secara nyata dengan semua variabel independen yang diteliti.

Keempat, pelajaran lainnya adalah bahwa dalam menekuni profesi bidan,  mahasiswa saya bertemu dengan banyak kasus yang tidak wajar tetapi ada di masyarakat. 

Mahasiswa saya menemukan kenyataan bahwa yang jadi pasien para bidan di desa adalah mereka yang melahirkan secara normal melalui pernikahan. 

Tetapi tidak sedikit yang melahirkan anak setelah 2 bulan menikah, atau hasil pemerkosaan, melahirkan dari pasangan tak menikah. Yang lebih aneh lagi adalah kehamilan hasil pemerkosaan terhadap ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Kasihan beyul dengan anaknya karena terlahir dari rahim ibunya yang mengidap ODGJ..

Kelima, pelajaran lain adalah mahasiswa saya menemukan kenyataan bahwa penulis termasuk orang yang mudah dihubungi dan membalas jika di japri. Alhamdulillah penulis mencoba untuk mewakili sifat sifat orang yang sudah "IT ninded" karena itu adalah sifat Allah. Bahwasanya ada orang yang susah dihubungi kita berbaik sangka saja mungkin paket internetnya habis atau dia jauh dari jangkauan internet. Giru aja kok repot.

Allah bisa dihubungi setiap saat dan Dia Maha baik. Minta ampunlah selalu dan minta tolonglah padaNya pasti kabul. Bacalah selalu selawat kepada nabi insyaa Allah hati jadi tenang, doa kabul. Allauumma shaliala muhammad.

Keenam, pelajaran lain adalah keadaan mahasiswa saya jauh lebih baik dari keadaan waktu saya kuliah dulu. Alhamdulillah saya telah diberi amanah oleh ayah ibu saya (atas permintaan saya) untuk mendampiingi adik adik yang senang menuntut ilmu di tengah susahnya keadaan ekonomi orang tua. Bertahan hidup dalam keadaan susah sambil menuntut ilmu bersama saudara merupakan pengalaman pahit yang takkan terlupakan.

Namun demikian kondisi begitu menjadi biasa waktu saya nekad membawa keluarga yakni anak dan istri ke negeri Lady Diana selama 5 tahun pada hal beasiswa  tidak ada untuk anak dan istri. 

Pada saat seperti itu maka sangat berguna pengalaman ketika saya kuliah di S1. Hidup dengan penuh keyakinan kepada Tuhan sebagai satu satunya tempat bergantung merupakan pembuktian vahwa Tuhan itu ada. Pulang pulang bawa anak tiga.

Selama di rantau pemulis bisa umroh, bisa seminar ke Eropah dan bisa jalan jalan ke tempat wisata lainnya.

Demikian pelajaran hari ini pagi ini.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun