Memperoleh husnul khotimah merupakan anugerah terindah dan terbesar dari Allah swt. Sangat sedikit sekali orang yang bisa memperoleu kondisi seperti ini. Kenapa? Karena kita tidak mempersiapkan diri dengan baik. Memberi nasehat tentang bagaimana memperbaiko keburukan hati kita adalah langka awal yang mesti kita lakukan secara terus menerus.
Keburukan hati kita tercermin dari perkataan kita sehari-hari. Perkataan apa saja yang biasa kita katakan selain kebaikan. Jika kita banyak berkata yang buruk berarti hati kita buruk. Maka berilah nasehat kepada orang lain agar jangan buruk dalam perkataan agar nasehat itu sampai kepada diri kita sebelum sampai ke telinga orang lain.
Jika kita suka iri dengki hasad kepada orang lain itu berarti kita buruk hati bukan baik hati. Jika suka memgumpat dan ataumencelah orang lain maka berarti kita punya hati yang buruk. Maka sama kita perlu memberi nasehat kepada orang lain agar jangan mencelah dan mengumpat.
Jika kita menganggap enteng orang lain itu juga berarti kita punya hati yang buruk. Jika kita mudah marah itu juga indikasi bahwa hati kita tidak sehat tidak bersih. Maka tipsnya sama. Mwmberi nasehati orang lain agar jangan mudah marah.
Jika mudah menghakimi orang lain maka itu juga bearti hati kita buruk. Demikian juga jika kita suka menghasut orang lain agar berkelahi atau jahat kepada orang lain maka itu juga indikator bahwa kita berhati buruk. Para ulama menyayangkan jika kita solat tapi buruk hati. Juga sangat disayangkan jika kita haji, banyak bwrsedekah tapi suka melakukan adu domba itu juga orang yang gagal. Percuma saja kita beribadah tetapi tidak membekas di hati. Hati kotor, hati busuk. Lagi-lagi kita mesti sering menasehati orang lain agar tidak punya sifat buruk yakni mengadu domba orang.
Semoga kita semua berjaya dan swlamat dunia akhirat punya hati yang bersih sebelum mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H