Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tips Menyiapkan Mati yang Husnul Khotimah

26 Agustus 2021   11:59 Diperbarui: 26 Agustus 2021   16:21 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Semua kita mesti mati. Cepat atau lambat itu akan datang. Malaikat Izrail akan mendatangi kita menagih kesepakatan lama dengan Allah swt sebelum kita dilahirkan. Kematian itu terjadi pada  semua orang dengan berbagai keadaan. Sehat, sakit, kaya, miskin, orang desa orang kota semua akan mati. 

Aqad hidup mati

Di alam arwah manusia bersepakat dengan Allah bahwa kematian akan datang setelah menjalani kehidupan di dunia. Hidup di dunia dia jalani mulai dari lahir sampai mati semua dalam keadaan susah payah. Ibu susah mengandung dan membesarkan anak. Ibu susah dalam mendidik anak-anak mereka. Ayah susah mencarimakan dan membelikan pakaian, menyekolahkan dan sebagainya.

Dalam alam dunia manusia hidup memhikuti keadaan dunia. Panas dingin, sehat sakit, kaya miskin, soleh tidak soleh, di desa atau di kota, bersekolah tidak bwrsekolah dll. Setelah hanis kontrak manusia mati.

Hakekat persiapan mati

Mati dipersiapkan orang berbeda-beda pada kaum satu dengan kaum yang lain. Ada yang ibadah. Ada yang malas ibadah. Ada yang malas berbuat baik ada yang rajin. Ada yang biasa-biasa saja ada yang rajin.

Jika membandingkan jumlah dan kualitas ibadah maka akan sangat sedikit orang yang husnul khotimah. Mengapa? Karena berapapun banyak ibadah seseorang tidak ada jaminan bahwa hatinya, akhlaknya baik. Nabi pernah bersabda bahwa dia diutua hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak itu adalah kerja hati. Hati yang sabar, tulus dan ikhlas karena Allah itu tidak dicerminkan oleh banyak ibadah yang dia lakukan seperti zikir, baca quran, solat, puasa, haji, zakat tetapi oleh hati yang selamat.

Hati yang selamat itu adalah anugerah Allah. Hati yang bersih itu tidak hasad dengki, tidak iri hati, busuk hati, tidak dongkol hati dan tidak busuk hati.

Tips mempersiapkan Husnul Khotimah

Memperoleh husnul khotimah merupakan anugerah terindah dan terbesar dari Allah swt. Sangat sedikit sekali orang yang bisa memperoleu kondisi seperti ini. Kenapa? Karena kita tidak mempersiapkan diri dengan baik. Memberi nasehat tentang bagaimana memperbaiko keburukan hati kita adalah langka awal yang mesti kita lakukan secara terus menerus.

Keburukan hati kita tercermin dari perkataan kita sehari-hari. Perkataan apa saja yang biasa kita katakan selain kebaikan. Jika kita banyak berkata yang buruk berarti hati kita buruk. Maka berilah nasehat kepada orang lain agar jangan buruk dalam perkataan agar nasehat itu sampai kepada diri kita sebelum sampai ke telinga orang lain.

Jika kita suka iri dengki hasad kepada orang lain itu berarti kita buruk hati bukan baik hati. Jika suka memgumpat dan ataumencelah orang lain maka berarti kita punya hati yang buruk. Maka sama kita perlu memberi nasehat kepada orang lain agar jangan mencelah dan mengumpat.

Jika kita menganggap enteng orang lain itu juga berarti kita punya hati yang buruk. Jika kita mudah marah itu juga indikasi bahwa hati kita tidak sehat tidak bersih. Maka tipsnya sama. Mwmberi nasehati orang lain agar jangan mudah marah.

Jika mudah menghakimi orang lain maka itu juga bearti hati kita buruk. Demikian juga jika kita suka menghasut orang lain agar berkelahi atau jahat kepada orang lain maka itu juga indikator bahwa kita berhati buruk. Para ulama menyayangkan jika kita solat tapi buruk hati. Juga sangat disayangkan jika kita haji, banyak bwrsedekah tapi suka melakukan adu domba itu juga orang yang gagal. Percuma saja kita beribadah tetapi tidak membekas di hati. Hati kotor, hati busuk. Lagi-lagi kita mesti sering menasehati orang lain agar tidak punya sifat buruk yakni mengadu domba orang.

Semoga kita semua berjaya dan swlamat dunia akhirat punya hati yang bersih sebelum mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun