Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kerjasama Fakultas Pertanian UMP dengan Korem Gapo 044 dalam Mempromosikan Padi Apung

12 Februari 2023   18:27 Diperbarui: 13 Februari 2023   03:04 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Dekan Fakultas Pertanian UMP sudah membuat surat tugas kepada tim Fakultas Pertanian UMP untuk melakukan penyuluhan dengan dua teknologi pertanian. Yakni teknologi pencampuran tanah mineral dan tanah organik serta teknologi padi apung. Belum sempat kami pergi ke Agrowisata tekno 044 Gapo di Gelebek Dalam, tiba-tiba kolonel infantri Debok menelpon prnulis meminta tim Fakultas Pertanian UMP segera menindaklanjuti rencana padi apung yang telah dibicarakan sebelumnya pada Senin 6 Februari 2023 .

Agrowisata Tekno 044 Gapo

Korem 044 Gapo ternyata adalah sarang orang-orang yang punya komitmen dalam membangun agrowisata tekno di desa Gelebek Dalam kecamatan Rambutan kabupaten Banyuasin. Mulai dari danremnya, kasrem, kasi, danton, Babinsa dilibatkan untuk kesuksesan semua program kerjasama mereka dengan Universitas dan Politeknik lain. Ini membuat para pihak merasa tersanjung dan rela menyempatkan waktu untuk pergi ke Agrowisata ini demi suksesnya proyek kerjasama dengan instusi militer di bawah Kodam II Sriwijaya ini.

Teknologi Padi Apung

Teknologi padi apung ini bisa dengan anyaman bambu, bisa dengan menggunakan pipa paralon, atau menggunakan lembaran stereofoam yang dirangkai sedimikian rupa untuk disusun barisan cup plastik yang diisi media tumbuh yang merupakan campuran tanah, bahan organik, pupuk, kapur. Cup plastik yang telah dilubangi bawahnya diisi dengan benih padi sebanyak 5 butir yang telah direndam selama 24 jam. Jika tersedia bibit umur 25 hari bisa juga bibit dimasukkan ke dalam cup plastik.yang diberi lubang. Pada kesempatan pertama  dibuat contoh 4 keping setereofoam kerjasama tentara dari korem Gapo 044 dan tim Fakultas Pertanian UMP.  

Besok harinya dan seterusnya tim dari Korem Gapo yang diketuai oleh Danton Letda Suryadi dibawah pengawasan langsung Kasi teritorial Kolonel infantri Debok, Kasi ren Kol Acoh, Kasrem Kolonel M Thohir dan bahkan dimonitor langsung oleh danrem Brigjen Naudi. Tidak kurang dari 30 keping stereofoam tambahan berhasil dibeli, dilubangi dan diberi media tanam untuk selanjutnya ditanam padi. Luar biasa. Hasilnya seperti terlihat pada gambar.

Kenapa padi apung?

Pimpinan dan anggota TNI Korem Gapo 044 tahu persis keadaan masyarakat petani di Sumsel yang banyak mempunyai lahan sawah dalam bentuk rawa tengahan dan dalam. Di Sumsel luas lahan rawa ada sekitar  1 juta hektar. 60 persen dari luasan itu tidak bisa ditanami karena terlalu dalam. Mereka menganggur dan tak ada pendapatan jika musim penghujan tiba. Jika ada teknologi padi apung ini dan ada uluran tangan BUMN, BUMD, orang kaya, lembaga pangan dunia, dan pemerintah untuk menyediakan pembelian lembaran setereofoam maka hal ini merupakan angin segar bagi mereka. 

Jika ada keinginan kuat dari para pihak untuk membantu petani rawa membelikan stereofoam seperti pada gambar. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa kehidupan mereka jauh lebih baik. Mereka tidak perlu menunggu air  surut. Jika musim hujan datang maka mereka langsung menanam benih pada puluhan ribu cup yang disusun pada lempengan setreofoam yang sudah dilubangi. Dengan begitu tidak ada waktu menunggu tanpa kepastian seperti.yang terjadi selama ini. 

Pas untuk seluruh Indonesia

Padi apung ini pas unruk semua badan air seperti danau, rawa, situ, sungai yang airnya tenang bukan sungai deras. Produktivitas padi apung ini telah terbukti tinggi yakni mencapai 6 ton gabah GKG per hektar.  

Baik tim dari Fakultas Pertanian UM-Palembang maupun dari pihak Korem Gapo 044 Sumatera Selatan bersedia untuk mempromosikan teknologi padi apung ini jika ada pihak sponsor yang mau memberikan dana untuk membangun padi apung skala besar misalnya 1 hektar atau lebih. "Kami dari tentara siap apa saja untuk rakyat. Karena jika kita semua meninggal masih ada rakyat", kata Brigjen Naudi suatu kesempatan.  Berdiri bulu roma mendengar perjyataan jenderal bintang satu yang ganteng ini.

Kenapa ada duta Sumsel?

Kata duta asal Sumsel itu memang sudah melekat dengan erat dengan provinsi kaya ini. Tapi kekayaan yang ada di bumi Sumsel itu bukan untuk rakyat Sumsel saja. 85 persen dari hasil minyak, gas, pupuk, kayu, emas, batu bara dll mengalir deras ke Jakarta. Rakyat kecil yang punya sawah dari rawa hanya pasrah dengan kemiskinan. 

Putra mereka mencoba mengadu nasib di.luar negeri untuk memperoleh cuan walau dengan cara mereka sendiri. Setelah pulang membawa cuan maka mereka mampu "membantu" perekonomian keluarga. Jika pemerintah dan para sponsor terketuk hati mereka untuk membantu petani di daerah ini memasyarakatkan padi apung dengan membelikan lembar stereofoam maka bisa mengurangi minat mereka menjadi duta Sumsel di luar negeri.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun