Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Diary

Memahami Perlunya Skenario Pengelolaan Lahan untuk Pengelolaan Air Hujan

1 Desember 2022   07:52 Diperbarui: 1 Desember 2022   16:57 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika hujan yang jatuh dengan intensitas hujan yang lebat dan berlangsung lama dan jatuh pada lahan yang baru saja ditanami alias gundul dengan kemiringan agak curam dan tekstur tanah liat berat maka akan terjadi banjir yang berbahaya untuk siapa saja dan apa saja di bagian hilir lahan tersebut.  Kita bisa saksikan banjir yang membawa sedimen dengan ditandai warna air pekat merupakan laknat bukan lagi rahmat. 

Untuk itulah penulis mengingatkan para mahasiswa bahwa harus berfikir global dan bertindak lokal tentang bagaimana mengelola hujan yang jatuh pada lahan yang akan dijadikan areal usaha, areal pertanaman supaya tidak membahayakan semaua pihak. Panen hujan dengan berbagai pendekatan mesti direncanakan. Pembuat embung di banyak tempat adalah suatu keniscayaan supaya jumlah air yang mengalir ke lahan bawah bisa dikurangi. Membuat perlakuan berupa pengelolaan lahan yakni pembuatan terasering, teras bangku adalah pilihan yang mesti dilakukan supaya air hujan yang jatuh bisa dipanen sehingga jumlah runoff yang mengalir ke lahan bawah bisa dikurangi. Penulis menyarankan agar kedalaman embung jangan kurang dari 6 meter supaya embung tersebut tidak kekerinagn sepanjang tahun tetapi juga memberi ruangh kosong untuk menampung air hujan.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun