Jika hujan yang jatuh dengan intensitas hujan yang lebat dan berlangsung lama dan jatuh pada lahan yang baru saja ditanami alias gundul dengan kemiringan agak curam dan tekstur tanah liat berat maka akan terjadi banjir yang berbahaya untuk siapa saja dan apa saja di bagian hilir lahan tersebut. Â Kita bisa saksikan banjir yang membawa sedimen dengan ditandai warna air pekat merupakan laknat bukan lagi rahmat.Â
Untuk itulah penulis mengingatkan para mahasiswa bahwa harus berfikir global dan bertindak lokal tentang bagaimana mengelola hujan yang jatuh pada lahan yang akan dijadikan areal usaha, areal pertanaman supaya tidak membahayakan semaua pihak. Panen hujan dengan berbagai pendekatan mesti direncanakan. Pembuat embung di banyak tempat adalah suatu keniscayaan supaya jumlah air yang mengalir ke lahan bawah bisa dikurangi. Membuat perlakuan berupa pengelolaan lahan yakni pembuatan terasering, teras bangku adalah pilihan yang mesti dilakukan supaya air hujan yang jatuh bisa dipanen sehingga jumlah runoff yang mengalir ke lahan bawah bisa dikurangi. Penulis menyarankan agar kedalaman embung jangan kurang dari 6 meter supaya embung tersebut tidak kekerinagn sepanjang tahun tetapi juga memberi ruangh kosong untuk menampung air hujan.
Jayalah kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H