Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Merangkai Sejarah Asal-usul Warga Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan

18 September 2022   18:45 Diperbarui: 18 September 2022   18:58 1783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
peta asal warga lubuk langkap, google earth

Sebagai misal Jala dan suaminya Juwaris berdekatan sawah dengan sawah Rahim dan istrinya Rahina. Dalam kenyataannya Jala dan Rahim itu masih nenek bersaudara yang berasal dari desa Masat kecamatan Masat.

Pino Banyak Buaya, Lintang Tertutup

Pada kesempatan terpisah Buyung Nurman, PPL teladan nasional asal provinsi Bengkulu menambahkan sebagai berikut. Konon, sebelum memutuskan untuk pindah ke Lubuk Langkap, ada dua dua wilayah yang memungkinkan untuk di jadikan sasaran pindah, yaitu Pino (kini Pino Raya) dan Lintang empat Lawang.

Hanya saja setelah di teliti dan didapati fakta bahwa Pino yang memang tanahnya luas dengan tekstur mineral lempung berpasir itu disetiap sungai-sungainya banyak terdapat binatang air yang ganas berupa buaya.

Sementara wilayah Lintang empat Lawang, tertutup untuk menerima pendatang dari luar, kondisi itu dapat di maklumi karena keamanan daerah belum kondusif, pasca pergolakan fisik setelah lepas dari Penjajahan.

Dengan berbagai macam pertimbangan akhirnya Seginim bahagian ulu di jadikan sasaran kepindahan itu.

Kepindahan para senior dimasa itu tidak secara perontal, melainkan ada rombongan pendahulu, lalu dalam waktu berikutnya menyusul rombongan lain dan seterusnya. Demikian tambahan dari B Nurman yang berasal dari Lubuk Langkap itu.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun