Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kagum dengan Gerobak Sapi

26 Juli 2022   17:21 Diperbarui: 27 Juli 2022   06:32 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bismillah,

Penulis adalah anak orang tak berpunya. Karena itu pada saat kecil sangat kagum dengan keluarga yang ada gerobak sapi untuk pergi ke sana dan kemari. Untuk mengangkut beras, untuk pergi mengunjungi keluarga dll. 

Keluarga ayah penulis hanya mengandalkan jalan kaki. Bayangkan dari Lubuk Langkap Suka Maju Air Nipis sekarang berjalan kaki menuju Sebilo Kota Bumi Masat, lebih kurang 40an km.

Menikmati jalan kaki

Walau demikian penulis waktu kecil menikmati jalan kaki bersama ayah, ibu dan adik-adik. Adik-adik masih ada yang didukung di belakang ayah, dan yang digendong ibu.

Pulang dari Masat kami membawa durian dalam bentuk buah, tempoyak atau dodol durian yang nama lainnya adalah lempok.

Jalan kaki ke Palak Padang

Sejak kecil kaki penulis betisnya besar karena selalu diajak oleh ibu untuk menemani beliau jualan sayur dan ikan asap di pekan  palak padang yang kini dikenal dengan "Seginim city". Tidak cukup punya betis membesar penulis punya urat-urat yang keluar yang disebut parises.

Rupanya jalan kaki sejak kecil ini berguna untuk latihan ketika pulang liburan dari kota Manna atau persiapan untuk jalan kaki ketika pulang liburan kuliah dari Tanjung Sakti ke Lubuk Langkap.

Ketika dewasa penulis baru memahami bahwa "over function" kaki merupakan penyebab terjadinya parises. Penulis lebih menikmati jalan kaki daripada naik bis untuk jangka waktu yang lama. 

Perjalanan melalui bis dari Palembang ke Pagar Alam sudah cukup tersiksa. Ditambah lagi naik kendaraan kecil antara apagar alam dan Tanjung Sakti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun