Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Prasangka Buruk Terhadap Orang Lain, Sumber Penyesalan Kita

22 Mei 2022   03:25 Diperbarui: 22 Mei 2022   06:58 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Semua kita pasti menyesal. Kenapa? Karena Allah sesudah meramalkan dan meyakini dengam ilmuNya bahwa ciptaanNya yakni manusia Dia namakan Adam. Adam bermakna "orang yang menyesal", kata benda tunggal. Sementara jamak kata Adam adalah Nadimin, orang-orang yang menyesal. Tulisan ini mengungkapkan pentingnya tidak berprasangka buruk kepada orang lain.

Banyak kejadian

Di Amerika Serikat baru-baru ini ada seorang muslimah rela cuti kerja dan berjalan jauh hanya untuk mengembalikan sebuah mesin berharga $500 kepada toko penjualan di pusat kota. Penjaga toko berprasangka bahwa muslimah itu ingin mengembalikan mesin itu karena harganya terlalu mahal dibanding toko di tempat lain. Penjaga toko meminta ybs untuk menunggu agar pengembalian yang segera diproses. Dia mengomeli muslimah itu tanpa dasar. Banyak orang yang menyaksikan.

Dengan sabar muslimah itu menjelaskan bahwa dia sedang mengemban amanah sebagai kewajiban dalam agamanya (islam) berupa kesalahan penjaga tokoh karena salah tidak memotong uang $500 untuk pembelian mesin itu. Penjaga toko jadi malu. Dia menjelaskan kepada bosnya tentang prilaku customernya yang rela berkorban demi menjaga amanah. Lalu wanita itu dihadiahi berupa mesin itu tak perlu bayar. Muslimah itu menolak. Bahwa mengemban amanah itu lebih besar nilainya dibanding hadiah. Banyak orang berdecak kagum setelah mendengarkan penjelasan muslimah itu tentang pentingnya menjaga amanah. Ini merupakan tamparan untuk kita yang sering menganggap tidak penting sebuah amanah.

Cerita kedua, seorang bocah penjual bunga di lampu merah mengikuti mobil bapak-bapak yang dia kita meminta uang. Bocah itu terus mengejar mobil bapak bapak itu di lampu merah berikutnya. Bapak itu marah-marah. Padahal bocah itu hanya ingin mengembalikan dompet bapak itu yang jatuh di lampu merah sebelumnya. Bapak itu marah dan kesal serta memberi uang kepada bocah itu. Pada hal bocah itu tidak untuk uang tetapi mengembalikan dompet saja. Bapal itu menyesal.

Selalulah berbuat baik

Berbuat baik itu mesti kita terus lakukan kepada orang lain yang terkadang berbuat tidak baik, tidak adil, kepada kita apalagi karena memperoleh informasi yang tidak tepat tentang kita. Kita mesti terima dengan ikhlas. Ikhlas itu butuh modal sabar. Sabar hadiahnya adalah bersama Allah. Sesungguhnya Allah bersama dengan orang yang sabar. Jika bersama Allah mengapa harus sedih dan takut?

Jangan berprasangka buruk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun