Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengenang Puasa Ramadhan di Kampung Pada Era 1970an

17 April 2022   00:21 Diperbarui: 17 April 2022   00:23 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengumuman Pemerintah tentang hari raya

Kala itu pemerintah melelui kementerian agama secata aktif mengumuman hari raya  pada tanggal 29 ramadhan dan sangat sering diminta membatalkan puasa pada hari itu karena bulan baru sudah muncul. Jarang sekali puasa 30 hari.

Setelah dewasa baru penulis  ketahui bahwa penetapan ramadhan didominasi oleh metode hisab apalagi kampung kami penduduknya mayoritas muslim Muhammadiyah. Jadi metode penetapan hari raya secara hisab memang sudah biasa.

Berbuka puasa dan berhari raya

Kala itu berbuka puasa dengan makanan pembuka yang sederhana itu biasa. Goreng pisang alias juadah serta ketan pakai kuah manis itu sudah mewah untuk berbuka puasa. Masa itu badan kami generasi baby hoomer rata-rata kurus dan agak kurus walaupun ada juga yang agak gemuk. Kenapa? Karena asupan gizi yang ala kadarnya sementara kerja keras. Walau puasa tetap bertani kopi atau bertani padi sawah dan padi ladang.

Kini kami generasi baby boomer asal Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan sudah banyak yang meninggal. Yang ada berserakan di banyak tempat yakni Bengkulu, Manna, Seginim, Air Nipis Sendiri, pulau Jawa, Sumatera Selatan dan Lampung.

Itulah sekelumit tentang kenangan indah waktu berpuasa ramadhan di era antara 1970 dan 1980 an di kampung Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan. Waktu yang indah dikenang dan tak mudah dilupakan.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun