Pengumuman Pemerintah tentang hari raya
Kala itu pemerintah melelui kementerian agama secata aktif mengumuman hari raya  pada tanggal 29 ramadhan dan sangat sering diminta membatalkan puasa pada hari itu karena bulan baru sudah muncul. Jarang sekali puasa 30 hari.
Setelah dewasa baru penulis  ketahui bahwa penetapan ramadhan didominasi oleh metode hisab apalagi kampung kami penduduknya mayoritas muslim Muhammadiyah. Jadi metode penetapan hari raya secara hisab memang sudah biasa.
Berbuka puasa dan berhari raya
Kala itu berbuka puasa dengan makanan pembuka yang sederhana itu biasa. Goreng pisang alias juadah serta ketan pakai kuah manis itu sudah mewah untuk berbuka puasa. Masa itu badan kami generasi baby hoomer rata-rata kurus dan agak kurus walaupun ada juga yang agak gemuk. Kenapa? Karena asupan gizi yang ala kadarnya sementara kerja keras. Walau puasa tetap bertani kopi atau bertani padi sawah dan padi ladang.
Kini kami generasi baby boomer asal Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan sudah banyak yang meninggal. Yang ada berserakan di banyak tempat yakni Bengkulu, Manna, Seginim, Air Nipis Sendiri, pulau Jawa, Sumatera Selatan dan Lampung.
Itulah sekelumit tentang kenangan indah waktu berpuasa ramadhan di era antara 1970 dan 1980 an di kampung Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan. Waktu yang indah dikenang dan tak mudah dilupakan.
Jayalah kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H