Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menimbun Barang Merupakan Perbuatan Tercela

28 Februari 2022   10:49 Diperbarui: 28 Februari 2022   11:18 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Saat negeri kita menderita karena didera oleh pandemi masih saja ada orang yang tega menimbun barang. Saat kita menderita karena pandemi dan kita memerlukan masker, alkohol, sanitizer dsb banyak yang menimbun alat dan bahan yang dibutuhkan oleh rakyat penderita pandemi tersebut.

Di manakah rasa persatuan, dimpati, empati kepada saudara sesama bangsa, sesama manusia dan bahkan sesama makhluk ciptaan tuhan yang pasti akan mati.

Menimbun barang itu dosa

Mungkin banyak yang tidak percaya akan kehidupan sesudah mati. Mungkin juga ada yang tidak percaya ada azab tuhan. Mungkin juga ada yang tidak percaya bahwa pekerjaan itu dikecam oleh manusia, oleh nabi Muhammad, oleh malaikat dan oleh tuhan Yang Maha Kuasa, pencipta alam semesta ini. Itu hak mereka. 

Semua boleh punya keyakinan, punya sikap dan punya kebebasan beraktifitas. Tetapi mereka mesti yakin bahwa mereka itu adalah pe jahat kemanusiaan. Mereka sedang mengumpulkan energi negatif dalam hati mereka, dalam hidup mereka dan dalam keluarga mereka.

Hadis Riwayat Ibn Majah

Ibnu Majah adalah salah seorang perawi hadist yang terkenal. Kali ini dia meriwayatkan sebuah hadis yang menerangkan ancaman terhadap pelaku penimbunan.

“Siapa yang menimbun makanan (dan menyulitkan) atas kaum muslimin, maka Allah akan menyiksanya dengan kebangkrutan dan penyakit kusta.”

Penimbun adalah pendosa besar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun