Pembakar semangat untuk berliterasi di pertemuan ke-2 Â dalam Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang ke-30 sungguh semakin kencang mendera. Pasalnya Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd dengan segudang karyanya mampu menjadi magnet bagi peserta KBMN. Ratusan buku antalogi telah beliau release dan sekitar 35 lebih buku Solo diterbitkan.
Tadi malam ini, Kamis (18/10) Ibu Sri Sugiastuti yang akrab disapa Bunda Kanjeng, telah mengupas Menjadikan Menulis Sebagai Passion. Beliau dibersamai oleh Ibu Widya Arema sebagai moderator. Kegiatan dibuka dengan pantun.
Sambut pagi dengan jreng jreng jreng
Ayo mandiri berikhtiar mencari modal
Selamat berbagi dengan Bu Kanjeng
Buktikan diri menjadi penulis andal
Pantas saja, beliau sebagai motivator. Butiran kata yang beliau torehkan memberikan dorongan untuk bergerak. Bergerak menggoyangkan jari-jari kita untuk menumpahkan segala rasa dan daya pikir kita dengan menghasilkan sebuah karya.
Bunda Kanjeng mengungkapkan, "Mengapa menulis menjadi passion yang menjanjikan?" Jelas, kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Hingga hari ini, profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial.
Bunda Kanjeng mencoba untuk menepis dan menggali segala alasan, "Siapa yang suka banyak alasan kalau diajak menulis? Siapa yang merasa tidak berbakat menulis?" Padahal menulis itu bukan bakat, loh! Tetapi satu keterampilan yang harus dipraktikkan terus menerus. Persis yang disampaikan Bapak Muliadi pada pertemuan pertama, Senin lalu.
Bunda Kanjeng, menepis alasan tidak mau menulis. "Siapa yang suka banyak alasan kalau diajak menulis?" Yang sibuk, Â yang urusan keluarga, mobilitas tinggi dan seribu alasan untuk pembenaran, kalau memang tidak punya waktu. Alasan lain yang krusial, merasa tidak punya ide.