Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bermimpilah Menjadi Juara di Setiap Event Internasional dan Kemenangan adalah Hasil dari Target, Bukan Bonus!

14 Juli 2019   19:20 Diperbarui: 14 Juli 2019   19:36 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mimpi boleh tak terbatas, namun berharap prestasi wajib sadar dan mengukur diri. (Supartono JW.14072019)

Seluruh publik sepak bola nasional bahkan dunia, yang mengikuti pergerakan Timnas Indonesia tentu tahu bahwa di kawasan Asia Tenggara saja kini Penggawa Garuda terlempar dari lima besar ranking FIFa dan harus rela dikangkangi kembali oleh Malaysia. Akibat salah siapa? Tidak perlu saya ungkap kembali.

Namun, ternyata saya melihat ada kepercayaan diri yang sangat tinggi di dalam benak Sekjen PSSI yang kini sedang naik daun sebab diangkat menjadi pejabat AFF.

Sejujurnya atas pernyataan Sekjen itu, hal positifnya adalah seluruh publik sepak bola nasional digiring pemikirannya untuk percaya bahwa Timnas U-15 dan U-18 akan mampu meraih juara Piala Asia.

Negatifnya, pernyataan si Sekjen bisa dikategorikan sebagai sikap sombong yang tidak berdasar dan tidak mengukur diri atas fakta dan kenyataan Timnas Indonesia selama ini.

Apa sebenarnya yang di ungkap si Sekjen? Dalam pernyataannya kepada awak media beberapa waktu lalu? Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha, mengatakan bahwa kejuaran Piala AFF 2019 bukan menjadi target utama bagi timnas U-16 Indonesia dan timnas U-19 Indonesia.

PSSI lebih menargetkan timnas U-16 Indonesia dan timnas U-19 Indonesia berhasil lolos dari babak kualifikasi dan meraih gelar juara di Piala Asia 2020.

Padahal berlaga dalam Piala AFF saja belum. Hasilnya seperti apa juga belum kita tahu. Sementara Timnas U-15 yang kini diasuh Bima Sakti, bukan lagi Timnas model U-15 angkatan Bagas-Bagus yang dinakodai Fakhri Husaini yang masih sangat diragukan kemampuannya karena dalam uji coba melawan tim lokal saja tercecer.

Sama halnya dengan Timnas U-15, Timnas U-18 yang kini di asuh oleh Fakhri, juga boleh dikatakan sebagai Timnas baru yang juga belum dapat tampil sesuai harapan, meski bercokol para pemain mantan Timnas U-15/16 yang sempat berlaga di putaran final Piala Asia tahun lalu.

Kini Timnas U-16 Indonesia yang tidak ditargetkan oleh Tisha menjadi juara, akan berlaga di Piala AFF U-15 2019 pada 26 Juli sampai 9 Agustus mendatang di Thailand.

Tim asuhan Bima ini tergabung ke dalam Grup A bersama dengan Myanmar, Vietnam, Timor Leste, Singapura, dan Filipina.

Berikutnya, pada 4-19 Agustus 2019 di Vietnam, giliran timnas U-19  Indonesia (kini masih U-18) yang akan tampil di Piala AFF U-18 2019. 

Myanmar, Laos, Timor Leste, Filipina, dan Brunei Darussalam menjadi lawan-lawan di Grup A yang harus dihadapi oleh tim asuhan Fakhri Husaini tersebut.

Coba kita tengok apa pernyataan Tisha berikutnya. "Target kami yang utama itu Piala Asia, tentunya di Piala AFF juga menargetkan, tapi di sana juara adalah bonus,"

Betapa jemawanya Ratu Tisha, belum lagi melangkah dan mendapatkan deskripsi utuh kekuatan tim yang dibangun Bima dan Fakhri, hanya menjadikan kejuaraan Asia Tenggara adalah sekadar tempat uji coba.

Bila tak jemawa dan mengukur diri serta melihat fakta ranking FIFA, sejarah prestasi Timnas, serta bagaimana perjalanan persiapan Timnas U-15 dan U-18.yang masih terseok, sewajibnya Tisha tidak sesumbar dan berpikir realistis dan logis.

Canangkan harapan dan raih prestasi Asia Tenggara dulu, jangan anggap juara sebagai bonus, namun juara memang menjadi target, maka mental Timnas U-15 dan U-18 akan terlecut di kepala dan dada, secara beriringan juga memupuk mental publik pecinta sepak bola nasional yang selalu berharap Timnas berprestasi.

Berprestasi di Asia Tenggara saja susah, namun sudah jemawa meraih juara Asia.

Jadi, saat olahraga yang pemintanya terbesar ini terus menjadi sorotan publik, sebagai pengelola federasi sepak bola nasional, buatlah pernyataan yang membuat publik percaya lalu menjadi mendukung dan mendoakan akan keberhasilan Timnas, bukan sebaliknya mencibir karena pengurusnya sombong, sementara publik tahu kondisi dan kualitas Timnas U-15 dan U-18 saat ini.

Bila selama ini Bima dan Fakhri juga mengeluhkan karena lawan uji tanding hanya tim-tim lokal, maka benar, kita tidak tahu seberapa jauh kekuatan tim kita dan tim negara lain. 

Meski demikian, dari hasi uji tanding, kendati melawan tim lokal, Timnas U-15 dan U-18 juga sulit menang, bahkan mereguk kekalahan.

Ayo jangan jemawa, realistis dan logis, ukur diri, dan siapakan Timnas dengan benar, ujitandingkan versus Timnas luar negeri, maka kita tahu kekuatan Timnas  Garuda. Berpikirlah raih juara di Piala AFF dulu. Itu saja tidak mudah!

Ayo Timnas, bermimpilah menjadi juara di setiap event internasional yang membawa kebanggaan dan prestasi bangsa. Mulai dan budayakan berprestasi berjenjang dari tingkat Asia Tenggara, Asia, dan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun