Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Suporter Rusuh Lagi, Kapan Ada Program Edukasi PSSI?

19 Juni 2019   22:58 Diperbarui: 19 Juni 2019   23:04 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingat, suporter adalah pondasi bisnis sepakbola nasional, maka bila suporter tidak pernah digarap, maka.kondisi rusuh dan ricuh akan terus berulang.

Di Eropa dan Amerika yang hampir seluruh suporternya sudah cerdas intelektual dan emosional saja, tetap saja ada kisah rusuh, apalagi di Indonesia dengan kondisi seperti yang saya sebutkan.

Sebelumnya, di media ini, pada 25 September 2018, saya sudah menulis artikel dengan judul: Program Edukasi Suporter Sepakbola Indonesia (PESSI) lebih lengkapnya saya kutip lagi artikel tersebut sebagai berikut:

Peristiwa tragis yang kembali terjadi dan berbuntut meregangnya nyawa suporter sepakbola oleh suporter sepakbola lain di Indonesia, benar-benar harus dihentikan.

Stop tuntutan sepakbola nasional dibekukan. Yang onar itu suporternya. Maka, kalau mau dibekukan ya, suporternya. Dan sudah dapat diidentifikasi, suporter.klub mana saja yang harus dibekukan. Biar merasakan, apakah sepak bola tanpa suporter dapat hidup? 

Keduanya saling terkait. Tapi jangan tebang sepakbola, bila suporter yang bermasalah. Sepak bola nasional sedang berkembang. Di dalam sepak bola, selain suporter, terdiri dari berbagai pelaku yang semuanya sudah bertindak secara profesional. Menjadikan sepakbola nasional kini adalah profesi dan industri.

Menpora, para pejabat, dan publik sepakbola nasional, atas berbagai peristiwa menyoal suporter, kini bukan saatnya lagi saling menyalahkan. PSSI, yang paling bertanggungjawab atas masalah suporter, jangan bilang urusan suporter itu tanggung jawab klub. Itu tanggungjawab Anda!

Barangkali di statuta tidak ada menyangkut pembinaan dan edukasi suporter di PSSI, namun sepakbola nasional ada di bawah kendali PSSI.

Menpora juga jangan asal menunggu. Bantu PSSI, yang memang terlihat kurang mampu mengurus persoalan suporter onar, tapi gemar mengambil denda keonaran suporter dari klub.

Dari berbagai literasi, pembinaan dan edukasi suporter sepakbola secara khusus di negara-negara Erapa dan Amerika juga sulit ditemukan. Artinya, di luar sana urusan suporter memang signifikan dengan perkembamgan sepakbola negaranya. 

Suporter cerdas intelegensi yang berakibat cerdas personaliti, cerdas emosi, jauh dari sikap onar dan arogan, dan rusuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun