Wajar bila ada manajer Liga 1 meradang, serta seluruh publik sepakbola nasional kecewa atas kekalahan telak Timnas Indonesia atas Yordania.
Bagi Timnas negara lain, termasuk Yordania, laga dalam konteks FIFA Matchday adalah momentum yang sangat spesial. Sebab, hasil dari laga ada ganjaran setimpal, yaitu perolehan point untuk ranking FIFA.
Sayang, di tangan Simon, serta di atas tanggung jawab PSSI, laga kontra Yordania, justru dijadikan eksperimen dan coba-coba kerangka tim dan pola atau sistem bermain.
Padahal andai saja laga tersebut berlatar belakang, bertujuan, dan bersasaran untuk memeroleh kemenangan demi mendulang point FIFA, sejatinya dapat saja dilakukan oleh pasukan Timnas Indonesia, sekaligus mengukir sejarah memenangi laga kontra Yordania di kandangnya.
Sayang? Simon hanyalah pelatih asing yang tetap di sutradara oleh yang memiliki kepentingan. Sehingga dengan tanpa perasaan, membuat kecewa seluruh publik sepakbola nasional.
Terlebih, bagaimana tim-tim Liga 1 yang dengan lapang dada menerima jadwal pekan keempat diundur demi pemainnya bergabung di Timnas untuk melakoni laga yang dapat menaikan rangking FIFA Indonesia.
Apa yang ada dipikiran PSSI dan Simon sebenarnya? Laga ada garansi point hanya dijadikan ajang eksperimen, dan mengorbankan Liga 1 serta perasaan seluruh publik sepakbola nasional.
Apakah mereka semua memang tidak pernah berpikir, atau memang tidak menganggap publik pecinta sepakbola nasional yang selama ini setia mendukung Timnas, namun sangat membenci pengurus PSSI yang masih bercokol tak tahu malu hingga saat ini, namun tetap.mengorganisir sepakbola nasional dengan penuh masalah?
Kekalahan 1-4 timnas Indonesia dari Yordania pada FIFA Matchday yang digelar di National Stadium, Amman, Yordania, Selasa (11/6/2019), jelas sangat merugikan Indonesia.
Bahkan ada akun Twitter yang sudah mencoba menghitung, @FootyRankings sudah membuat hitung-hitungan soal perubahan posisi di ranking FIFA berdasarkan pertandingan FIFA Matchday kemarin.
Menurut akun tersebut, Timnas Indonesia akan kehilangan 3,02 poin akibat kekalahan dari Yordania.
Walhasil, masih menurut @FootyRankings, poin Indonesia diprediksi akan menjadi 1.005,43 di posisi ke-160 pada ranking bulan Juni. Pengurangan poin yang didapatkan Indonesia memang tak seberapa mengingat peringkat Yordania di ranking FIFA lebih tinggi.
Namun, perubahan itu bisa berdampak buruk bagi Tim Merah Putih di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Pasalnya, Timnas Indonesia dapat tergeser oleh tim Negeri Jiran, Malaysia, yang di pertandingan lain berhasil mengalahkan Timor Leste di putaran pertama Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Malaysia menang 5-1 atas Timor Leste dan berhak mendapatkan tambahan poin karena partai tersebut masuk agenda FIFA.
Harimau Malaya diprediksi mendapatkan tambahan 9,90 poin setelah menumbangkan Timor Leste.
Poin Malaysia pada ranking FIFA Juni ini diprediksi menjadi 1.009,05 dan menempati posisi ke-159. Artinya, kekalahan dari Yordania itu membuat Indonesia kemungkinan besar bakal tersalip oleh Malaysia di ranking FIFA bulan Juni.
Tak hanya sekadar tersalip di ranking FIFA, Indonesia juga bisa bertukar pot Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan Malaysia dengan hasil tersebut.
Sebelumnya, timnas Indonesia menempati pot 4 sedangkan Malaysia pot 5 di drawing yang akan dilakukan 17 Juli mendatang di Doha, Qatar.
Ranking FIFA bulan Juli nantinya akan menjadi patokan dalam penentuan pot Kualifikasi Piala Dunia 2022 tersebut. Namun, menurut kalender di situs FIFA, tak ada uji coba internasional pada bulan Juli yang masuk ke agenda FIFA Matchday.
Dengan begitu tak ada kesempatan bagi Indonesia untuk memperbaiki posisi pada ranking FIFA bulan Juli. Singkatnya, jika pada ranking FIFA yang akan diumumkan 14 Juni nanti Indonesia berada di bawah Malaysia, artinya pot Kualifikasi Piala Dunia 2022 akan berubah.
Malaysia bakal menempati pot keempat sedangkan Indonesia di pot kelima. Jika skenario tersebut terjadi, Indonesia jelas dirugikan karena akan menempati pot terlemah dan bakal bertemu dengan tim-tim dari pot yang lebih kuat.
Andai saja hitung-hitungan @FootyRankings benar, apakah hal ini sudah ada dalam pemikiran PSSI dan Pelatih Simon?
Namun, bila hitung-hitungan itu salah, tetap saja publik pecinta sepakbola nasional tetap saja sulit menerima apa yang ada dalam pemikiran PSSI dan Simon.
Sudah mengorbankan berbagai hal, laga hanya untuk eksperimen, bila hitungan FIFA benar, Timnas juga akan sangat rugi.
Sudah begitu, memaksakan laga di luar agenda FIFA Matchday yang tidak ada siginifikasi dengan prestasi dan ranking, namun, malah sudah heboh menjual tiket pertandingan Timnas versus Vanuatu. Mau cari uang? Cari pemasukan? Bukan cari prestasi!
Sedih melihat sepakterjang PSSI yang justru sedang sangat disorot publik sepakbola nasional.
Bila ada rasa malu, mungkin hal-hal macam begini tidak akan terulang terjadi pada sepakbola nasional. Stop eksperimen Timnas dalam laga pemting!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H