Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pekan Keempat Liga 1 Mundur

1 Juni 2019   06:54 Diperbarui: 1 Juni 2019   07:12 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekan keempat Liga 1 akhirnya menjadi korban dari kecerobohan PSSI bersama PT LIB. Akibat polemik yang diapungkan oleh beberapa klub karena melayangkan surat protes akibat pemainnya digunakan jasanya untuk Timnas di saat event yang tidak berafiliasi dengan FIFA, sementara saat bersamaan klub juga membutuhkan pemain untuk laga Liga 1 di pekan keempat.

Bagaimana tidak ceroboh, PSSI dan PT LIB yang seharusnya sangat paham agenda FIFA match day, ternyata tetap merancang jadwal Liga 1 di saat negara-negara lain menyambut event FIFA match day yang signifikan menaikan peringkat Timnas negaranya karena laga sesuai jadwal akan diganjar poin oleh FIFA.

Bahwa kebetulan FIFA match day beririsan dengan bulan ramadan dan Idul Fitri, itupun sudah dipahami.

Namun, karena rencana dab program yang tidak matang, dan asal tabrak, maka jadwal Liga 1 yang mereka susun, mereka pula yang membatalkan. Kalau kata orang jawa, namanya PSSI dan PT LIB "mencla-mencle".

Barangkali ini juga akibat budaya tidak tertib PSSI dan PT LIB selama ini. Di saat negara-negara lain menghormati FIFA match day dengan tidak ada penjadwalan laga dalam kompetisi internal sebuah negara, maka Liga di Indonesia selama ini tidak mengenal kata menghargai Timnas yang berlaga, sebab di saat Timnas bermain yang disiarkan di salah satu televisi, maka layar televisi lain juga sedang acara libe Liga Indonesia.

Menjilat ludah sendiri

Akibat dari budaya seperti tersebut, maka dalam berbagai kasus, termasuk kasus penundaan jadwal pekan keempat Liga 1, PSSI bak menjilat ludah sendiri. 

Tentunya, terkait kerjasama sponsor, laga pekan keempat Liga 1 di berbagai hal sudah tertata rapi, namun karena PSSI yang memiliki hak atas Liga, maka dapat seenaknya mengatur, menunda, menghentikan dan sebagianya.

Perkara jiiat ludah sendiri ini, dibuktikan dengan surat terkait informasi mundurnya pekan keempat Liga 1 yang  dikirim ke klub. Liga 1 2019 pekan keempat dipastikan berubah pelaksanaannya dari jadwal yang dirilis sebelumnya. Semestinya, pekan keempat kompetisi kasta teratas Indonesia itu sudah dimulai pada 14 hingga 16 Juni.

Hal tersebut dilakukan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi berdasarkan surat dari PSSI bernomor 1781/UDN/382/V-2019, pada 29 Mei, yang meminta penjadwalan ulang pekan keempat Liga 1.

LIB juga telah mengirimkan amanat PSSI tersebut kepada seluruh klub kontestan Liga 1, dengan tandatangan Dirk Soplanit sebagai direktur utama mereka. Dalam surat itu, dijelaskan bahwa pekan empat start Agustus.

"Week empat yang sebelumnya dilaksanakan pada 14-16 Juni  diubah menjadi tanggal 27-28 Agustus. Adapun, jadwal perubahan week empat akan disampaikan oleh LIB selambat-lambatnya pada tanggal 30 Juni," tulis LIB dalam suratnya.

Ratu Tisha Destria selaku sekretaris jenderal PSSI menyatakan alasan dari permintaan PSSI supaya pekan empat Liga 1 diundur. Yang tak lain karena agenda laga internasional FIFA, dan juga Hari Raya Idulfitri.

"Yang pertama posisi FIFA matchday di 3-11 [Juni] berbenturan dengan Lebaran, sehingga kami tak mungkin menyelenggarakan pertandingan, rata-rata lawan meminta uji coba 4-5 Juni. Itu tepat Lebaran," buka Tisha.
"Jadi, kami terpaksa harus agendakan [timnas Indonesia] lawan Yordania 11 Juni, dan 15 Juni lawan Vanuatu. Namun demikian, kami ingin sinkronisasi dengan klub tetap terbangun dan kami meminta LIB dan seluruh partner untuk memahami hal ini, untuk jadwal ulang."

Aneh tapi nyata, Liga 1 dikorbankan hanya demi pertandingan Timnas yang tidak terafiliasi ke FIFA. Ada apa PSSI?

Sementara selama ini, budayanya Timnas yang dikorbankan, sebab saat Timnas sedang bermain, Liga juga tetap jalan. 

Dari peristiwa ini, setali tiga uang, klubpun seperti kerbau dicucuk hidungnya, menurut saja. Ada-ada saja PSSI dan Tisha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun