Teka-teki apakah Luis Milla akan kembali menukangi Timnas Indonesia usai kegagalannya mengantar Timnas U-23 menjuarai SEA Games Malaysia dan duduk di peringkat empat Asian Games Indonesia sebagai target pretasi yang diemban sesuai kontrak, terus bergulir.
Kendati publik sepakbola nasional sudah senang karena PSSI mengamini permintaan melanjutkan kontrak Milla, faktanya, hingga menjelang satu hari Timnas senior melakukan laga uji coba internasional, sosoknya belum ada di Indonesia.
Bahkan, kabar paling anyar, hingga sekitar pukul 17.00 sore tadi, Minggu (9/9/2018) PSSI terus berupaya menjalin komunikasi dengan agennya dan menunggu kehadiran Milla di Jakarta untuk membicarakan kontrak.
Sebelumnya dalam rapat Komite Eksekutif PSSI, 28 Agustus lalu, memang sudah diputuskan untuk memperpanjang kontrak Milla dalam jangka waktu setahun ke depan. Dalam draf kontrak terbarunya ini, mantan pelatih timnas Spanyol U-21 tersebut diberikan target untuk menjuarai Piala AFF 2018 dan SEA Games 2019.
Pro dan kontra
Saat rapat sebelum menghasilkan keputusan kembali memperpanjang kontrak Milla, Exco PSSI sendiri terbelah menjadi dua menyoal hasil kinerja Milla selama 18 bulan menangani Merah-Putih. Faktanya, Milla hanya memenangi enam suara anggota Exco yang setuju jabatannya dipertahankan, sedangkan empat di antaranya menolak. Tiga anggota Exco lainnya memilih abstain. Artinya ada tujuh Exco yang tidak setuju. Namun, Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi kabarnya juga memilih untuk mempertahankan Milla.
Mengapa tujuh Exco tidak setuju Milla diperpanjang karena Milla tidak berhasil menepati target yang dicanangkan PSSI, kerap melakukan pemilihan pemain yang sulit dipahami, serta keengganan sang pelatih untuk belajar bahasa Indonesia atau setidaknya mencoba berkomunikasi dalam bahasa Inggris.Besarnya nilai gaji Millapun menjadi bahan pertimbangan. Bahkan, menyoal gaji Milla ini, berbagai media lokal dan asing turut menyoroti dan membandingkan karena besarnya gaji yang di dapat Milla tidak diimbangi oleh target pretasi yang dicanangkan.
Namun apapun yang telah terjadi dan apapun penailain media lokal dan asing terhadap Luis Milla, dari pemberitaan di media Indonesia, PSSI terus menjalin komunikasi dengan Milla. Terdengar kabar pula bahwa PSSI sebelumnya juga nunggak membayar gaji Milla yang memang cukup besar.
Lalu, apakah ada peningkatan nilai kontrak baru Mill yang ditawarkan PSSI? Terdengar kabar pula bahwa PSSI mencoba menaikkan posisi tawar dengan mengajukan sejumlah syarat kepada sang pelatih. Di antaranya, keharusan belajar bahasa serta lebih aktif dalam sejumlah program pengembangan sepakbola dan komunikasi dengan klub. Sementara Milla sendiri juga mengajukan posisi tawar dengan mengajukan sejumlah persyaratan seperti disediakannya sarana mobil mewah dan tempat tinggal exclusive di Bali.
Semua kabar tersebut, kini masih teka-teka. PSSI juga masih belum mendapatkan kepastian dari Milla apakah mau menerima tawaran baru tersebut atau tidak.
Milla tidak mau gagal dua kali
Jangan-jangan, Milla memang enggan kembali ke Indonesia karena memang terbentur dengan target yang dibebankan sesuai kontrak baru. Bisa jadi Milla tidak ingin mengulang kegagalan yang kedua kali karena kontrak yang pertama telah gagal menggapai target juara SEA Games dan masuk empat besar Asian Games.
Bila Milla menerima kontrak yang kedua dan kembali gagal, tentu akan sangat memperburuk keadaan, profesionalitas, dan nama baik Milla sendiri di kancah perpelatihan sepakbola dunia, karena kehadiran Milla menjadi pelatih Timnas  Indonesia telah menjadi sorotan dunia.
Meski Milla diangggap oleh publik sepakbola nasional telah memberi warna baru sepakbola Indonesia, dan ribuan netizen menggeruduk PSSI agar tetap mau mempertahankan Milla, Milla memang telah gagal sesuai bunyi kontrak. Kontrak Milla mahal, dan PSSI mau membayar mahal, memang itu sesuai harga target.Â
Saat MIlla gagal dan perjanjiannya PSSI tidak akan memperpanjang kontrak, netizen malah banyak yang bersuara untuk mengumpulkan poin demi membayar kontrak Milla. Kira-kira dapat terwujudkah niat netizen hingga dapat membiayai kontrak Milla karena PSSI juga kesulitan menyediakan dana?Â
Kini PSSI terus berupaya mengembalikan Milla ke Indonesia."Kami mengupayakan yang terbaik. Kami masih intens berkomunikasi dengan Luis Milla. Kami berharap Milla bisa segera datang ke Indonesia untuk duduk bersama mendiskusikan kontraknya," ucap Ratu Tisha Destria, sekretaris jenderal PSSI seperti dikutip laman resmi PSSI.
Sementara semakin dekatnya laga uji tanding  sebagai persiapan untuk menuju Piala AFF 2018, PSSI akhirnya telah menyiapkan skuat Garuda yang bakal meladeni Mauritius di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Selasa (11/9) nanti. Untuk uji coba ini, PSSI menunjuk duet Bima Sakti Tukiman dan Danurwindo sebagai pelatih dibantu Kurniawan Dwi Yulianto sebagai asisten pelatih.
Kabarnya pula, pemilihan skuat Garuda juga atas petunjuk dan arahan Milla dari Spanyol. Benarkah kabar tersebut, atau pemanggilan pemain memang hanya inisiatif PSSI melalui Bima Sakti Tukiman dan Danurwindo? Semuanya juga masih teka-teki.
Yang pasti, hingga kini Milla belum muncul di Indonesia, lalu Timnas Garuda akan meladeni Mauritius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H