Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas U-16, Selamat Berjuang dan Menginpirasi Meraih Prestasi

28 Juli 2018   08:07 Diperbarui: 28 Juli 2018   08:53 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Besok, Minggu, 29 Juli 2018, Timnas U-16 akan mengawali perjuangan merengkuh tropi Piala AFF U-16, sekaligus menebus kekalahan kakaknya Timnas U-19.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi dari rasa jemawa penggawa  timnas U-19 dan terlalu percaya dirinya Sang pelatih Indra Syafri dengan rotasi pemain yang berujung bumerang dan tak dapat meraih tropi. Tersingkit oleh Malaysia.

Suporterpun yang turut andil berbuat anarkis kepada tim Malaysia, melengkapi derita timnas U-19.

Karenanya, untuk U-16, baik pemain, pelatih, dan seluruh suporter yang akan hadir langsung ke stadion mendukung timnas, belajarlah dari peristiwa U-19. Selamat berjuang dan menginspirasi meraih prestasi untuk timnas U-19 dan U-23

Harapan Pemerintah dan publik sepakbola nasional terhadap prestasi tim nasional sepakbola Indonesia  mulai dari U-16, U-19, dan U-23 di tahun 2018 cukup tinggi. Kendati penggawa timnas U-19 baru saja kehilangan momentum mengulang prestasi juara Piala AFF U-19 tahun 2013, namun pasukan Indra Syafri tetap memiliki peluang menjuarai Piala Asia U-19 dan lolos ke Piala Dunia U-20 tahun 2019 di Polandia.

Sementara pasukan Fakhri Husaini, masih memiliki kesempatan meraih jawara Piala AFF U-16, meraih tropi Juara Piala Asia U-16 sekaligus meloloskan diri ke Piala Dunia U-17 tahun 2019 di Peru.

Setali tiga uang, Luis Milla bersama para penggawa Garuda U-23 pun sangat berpeluang memenuhi target masuk semifinal, alias empat besar di Asean Games 2018. Bahkan, berstatus tuan rumah, bukan mustahil, Evan Dimas dan kawan-kawan dapat menggenggam predikat juara.

Tidak ada yang tidak mungkin dalam sepakbola. Fakta, di Piala Dunia Rusia 2018, tim kuat yang sangat diunggulkan bahkan Sang Juara bertahan berguguran sejak partai penyisihan. Lalu, menyeruak tim-tim kuda hitam yang tidak diperhitungkan bahkan lolos hingga partai final.

Jadi tidak ada yang tidak mungkin untuk pasukan timnas Indonesia mulai dari U-16 yang akan bergelut terlebih dahulu di Piala AFF U-16 mulai 29 Juli 2018 mendatang dan timnas U-19 di Piala Asia serta U-23 di Asean Games.

Realitas timnas

Bila pemerintah dan publik sepakbola nasional berharap semua kelompok timnas berprestasi di tahun 2018, sejatinya sebagai ekspetasi  yang wajar. Tolok ukurnya, baik timnas U-16, U-19, dan U-23 telah menunjukkan perkembangan signifikan dan dapat mengimbangi lawan-lawan tangguh baik dari tim daratan Asia Tenggara maupun Asia lainnya.

Hal lain yang dapat dijadikan bekal bahwa harapan timnas dapat berprestasi, kini seluruh kelompok timnas Indonesia sekuranganya telah disi oleh pemain-pemian yang matang dalam kompetisi reguler.   Memang belum dapat mengakomodir semua telenta terbaik di seantero nusantara, namun setidaknya, semua pemian yang dipilih oleh pelatih di setiap levelnya, setidaknya ada pengakuan dari publik bahwa pemain-pemian tersebut memang layak dan pantas berjersey timnas Garuda.

Secara realistis, para penggawa timnas di semua kelompok umur memang terpilih sesuai dengan persyaratan dan standar tinggi sebagai calon pemain timnas. Para pemainpun membuktikan diri bahwa mereka memang layak bergabung dengan tim atas kemampuannya yang dibuktikan dengan bermain dengan baik saat diturunkan berlaga.

Realita lain yang dapat membesarkan hati kita semua, publik pecinta sepakbola nasional, bila saya merujuk pada sepakterjang timnas, faktanya timnas Indonesia U-16, dapat meraih tropi Tien Phong Plastic Cup tahun 2017 Timnas Indonesia U-16, Tien Phong Plastic Cup 2017 dan Piala Jenesys 2018.

Lalu timnas U-19 dapat mencuri perhatian dunia di Toulon Tournament 2017 yang diselenggarakan di Prancis. Skuat Garuda dapat mengimbangi permainan Brasil, Republik Ceska, dan Skotlandia. Namun, kendati ada Jepang, Timnas U-19 dianggap sebagai wakil terbaik dari Asia hingga membawa Egy kini bermain di klub Polandia. Meski tak menyabet juara, di Piala AFF U-19 2018, Vietnam dan Thailandpun dapat ditumbangkan.

Untuk timnas U-23, sejak ditukangi Milla, hampir masuk final di SEA Games Malaysa. Dalam Anniversary Cup 2018, faktanya semua lawan dapat diimbangi. Begitupun saat uji coba meladeni Thailand dan Korea Selatan sebagai juara bertahan Asean Games.

Dari realitas-realitas yang ada baik menyangkut kondisi timnas sendiri, maupun calon-calon lawan yang akan dihadapi di Piala AFF, Piala Asia dan Asean Games, rasanya seluruh kelompok timnas dapat unjuk gigi menuai prestasi.

Jangan jadi bumerang

Melihat kondisi realistis baik seluruh kelompok timnas maupun calon-lawan-lawannya, terlebih akan dipertandingkan di depan publik sepakbola nasional karena Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara, maka setiap kelompok timnas justru harus dapat menjawab kepercayaan publik sepakbola nasional untuk berprestasi.

Kegagalan Indra Syafri megulang sukses tahun 2013 di Piala AFF 2018 akibat terlalu percaya diri dengan pasukannya plus budaya rotasi, akhirnya menjadi bumerang bagi penggawa muda kita. 

Tersungkur di semi final di tangan Malaysia, tidak boleh diulang oleh Fakhri dan Milla, serta Indra sendiri. Begitupun untuk semua pemain yang terpilih masuk timnas, tidak jemawa dan sebaliknya tidak terbebani oleh target pemerintah dan publik sepakbola nasional untuk meraih prestasi.

Seluruh pelatih, pemain, Pemerintah, dan publik sepakbola nasional harus seiring sejalan dalam rangka merealisasikan tuntutan timnas berprestasi, dan bukan sebaliknya menjadikan tuntutuan tersebut sebuah beban yang harus disandang.

Lupakan bagaimana Fakhri merekut pemain timnas U-16. Dari mana asal para pemain. Lupakan kekonyolan Indra hingga akhirnya penggawa Garuda di telan Malaysia. Redakan keinginan dan ke-sok tahu-an publik terhadap pemain idaman, karena kita tidak dapat menebak arah dan kemaun Milla yang selalu bongkar pasang pemain. Abaikan PSSI dan segudang persoalannya yang tak kunjung tuntas.

Prinsipnya, dengan kondisi seluruh timnas Indonesia yang kini siap berperang, Pemerintah dan seluruh publik pecinta sepakbola, wajib saling bahu-membahu, satu visi dan misi, serta percaya kepada para pelatih timnas  agar dapat mengolah para penggawanya menjadi pasukan yang dapat mengantarkan tropi.

PSSI sudah tua

Usia PSSI kini sudah 88 tahun, lebih tua dari usia negeri ini. Namun, berapa banyak PSSI telah memberikan prestasi untuk bangsa dan Negara ini? Sejak PSSI lahir 19 April 1930 ternyata timnasnya baru dapat menorehkan prestasi setelah PSSI berumur 31 tahun, yaitu meraih juara 1 Piala Asia Junior, juara 1 Merdeka Games Cup, dan Aga Khan Gold, semuanya di tahun 1961.

Tahun 1962, timnas kembali meraih juara 1 Merdeka Games. Lalu berpuasa gelar selama empat tahun, dan meraih juara 1 Aga Khan Cup kembali tahun 1966. Berselang dua tahun, pada 1968, juara King Cup diraih. Berikutnya, Merdeka Games 1969 pun disabet kembali. Tiga tahun kosong gelar, di tahun 1972, timnas menjuarai Pesta Sukan Singapura. Di tahun yang sama, gelar Anniversary Cup digenggam. Setelah itu, selama duabelas tahun, timnas nirprestasi.

Luar biasa, duabelas tahun PSSI tidur dari timnas, dan baru tahun 1984 timnas junior merengkuh juara Pelajar Asia dan dipertahankan kembali pada tahun 1985. Dua tahun berikutnya, 1987, timnas menjuarai Piala Kemerdekaan dan SEA Games. Setelah itu, timnas tidur lagi selama empat tahun. Baru tahun 1991, kembali menjuarai SEA Games. Sembilan tahun kemudian menyabet Piala Kemerdekaan di tahun 2000. 

Dan giliran timnas U-21 menjuarai Piala Sultan Hassanal Bolkiah 2002. Enam tahun berikutnya, menggondol juara Piala Kemerdekaan 2008. Empat tahun setelahnya menggapai juara 1 Piala AFF U-19 pada 2013 dan terakhir, U-16 berturut turut menyabet juara Tien Phong Plastic Cup 2017 dan Piala Jenesys 2018.

Dengan usai PSSI yang tidak lagi muda, ternyata, selama 88 tahun, para pengurus PSSI yang mendapat amanah membikin prestasi untuk sepakbola nasional, baru dapat mengepak 20 prestasi. Itupun terdiri dari 12 prestasi untuk timnas senior dan 8 pretasi untuk timnas junior.

Bila di tahun 2018, PSSI dapat memberikan prestasi sepakbola nasional untuk Pemerintah dan seluruh publik sepakbola nasional, barangkali, bisa jadi siapapun yang ada di balik kepengurusan PSSI saat ini, dapat dipercaya terus memegang kendali organisasi sepakbola tertinggi Indonesia ini. Sebaliknya, bila tahun 2018 prestasi gagal di raih, maka sangat layak bila pemegang kendali PSSI di ganti dan tidak perlu ada petisi.

Namun, akan lebih bijak lagi, demi prestasi timnas seluruh kelompok umur di tahun 2018, maka berpikir realistis atas kondisi tim dan calon lawan akan membuat kita legowo dan berbesar hati bila pada akhirnya timnas gagal. Karenanya, ayo seluruh publik sepakbola nasional, kita dukung seluruh kelomopok timnas berkreasi ciptakan prestasi dengan dukungan positif. Menuntut, tapi tidak membebani, karena sadar atas kondisi (realis). Yakin, seluruh timnas bisa raih prestasi. Amin. Ayo U-16 genggam Piala AFF U-16 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun