Laga uji coba international terakhir timnas U-23 akan digelar Sabtu, 23 Juni 2018. Stadion Pakansari Cibinong Bogor akan menjadi saksi, apakah timnas dapat menuai hasil positif, alias memenangi laga?
Apakah kursi stadion juga akan dipenuhi suporter Garuda? Karena selama ini, publik sepak bola nasional kurang berminat hadir langsung di stadion tatkala timnas berlaga. Terlebih timnas yang ditukangi Luis Milla. Sangat kontradiksi dengan perlakuan suporter Indonesia kepada timnas-timnas sebelumnya.
Jiwa patriot luntur, U-23 bukan instan dan bukan SSB
Sudah menjadi biasa, tatkala U-23 melakoni laga uji coba, Luis Milla selalu berpikir bukan kalah atau menang. Tak pelak, ucapan Milla justru meruntuhkan semangat juang para pemain di lapangan, pun publik sepak bola yang mendukung timnas. Jiwa patriot luntur!
Sudah tak henti bongkar pasang pemain, kerangka tim utama belum pasti. Evan Dimas selalu ditinggal. Malah meruntuhkan mental pemain dengan slogan bukan kalah atau menang.
Membangun timnas memang tidak dapat instan. Tetapi tim yang kini dibesut Milla, bukan lagi tim instan. Sudah berapa lama Milla mengorganisir tim U-23? Sudah berapa laga uji coba? Sudah berapa melalui event resmi dan tak resmi yang diikuti?Â
Mengapa Milla perlakukan U-23 dengan semangat membina Sekolah Sepakbola (SSB)? Timnas adalah prestasi negara. Timnas bukan untuk pembinaan, Milla.
Publik tak bergairah, pemainpun tak terbeban
Tengok, animo publik hadir langsung ke stadion terus menyusut, padahal yang tampil adalah timnas, tim nasional! PSSI pun telah menyadari hal ini bukan? Rindu rasanya menyaksikan timnas dengan tribun stadion penuh sesak publik sepakbola nasional dengan full berbagai atribut Indonesia.Â
Suporter mendukung 11 pemain yang berlaga di lapangan persis layaknya para pejuang yang terus menggelorakan kemerdekaan Indonesia dari para penjajah.
Dengan demikian, pemainpun berjuang mati-matian demi merebut kemenangan dan demi Merah Putih di dada. Kini, di tangan Milla, pemain kurang memiliki jiwa patriot, toh Milla tidak menekankan kemenangan, pemainpun masih coba-coba. Jadi, yang selalu ada dalam laga uji coba, permainan timnas yang bukan dambaan publik sepak bola nasional.
Bagaimana pemain akan unjuk gigi demi Merah Putih, karena isi stadion hanya terisi ribuan suporter saja, bukan puluhan ribu layaknya timnas berlaga selama ini! Budaya Milla dengan slogan bukan menang kalah, seperti tim yang baru dibina layaknya SSB.
Asyik dengan bongkar pasang pemain serta meninggalkan pemain yang didukung publik, jelas membuat publik tak bergairah, pemainpun tak memilki beban saat bermain. Pemain juga sangat ringan kaki membuat pelanggaran karena intelejensi dan personaliti pun tak tergaransi. Egois dan tidak bermain untuk tim.
Mental juara itu selalu berpikir menang!
Ayo PSSI, untuk pertandingan lawan Korea Selatan, tolong bisiki Milla, bahwa para pahlawan yang memperjuangkan dan merebut Indonesia merdeka adalah para pejuang yang selalu berpikir menang! Berpikir menang meski dengan modal bambu runcing. Faktanya penjajah hengkang. Indonesia menang.
Milla diharapkan jangan pelakukan timnas seperti tim pembinaan layaknya SSB. Timnas U-23 bukan bentukan instan! Bagaimana target Asian Games tergapai bila mental pemain dan suporter terus tergerus karena sikap pelatihnya yang memang tidak patriotik dan nasionalis! Terlebih laga esok bersaing dengan  jadwal gelaran Piala Dunia.
Meski uji coba, mengalahkan Korea Selatan akan abadi tercatat dalam sejarah Bung!
Ayo para pemain yang diberikan kepercayaan berlaga, jangan egois, bermainlah sebagai tim, gunakan otak cerdas kalian, bersikap patriotik. Bila Milla bilang bukan kalah menang, kalian tetap berpikir berikan kemenangan untuk Indonesia. Maka kalian akan terbiasa menang dalam partai sebenarnya, Asian Games.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H