Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Antara Piala Dunia dan Sepak Bola Indonesia

9 Juni 2018   19:34 Diperbarui: 9 Juni 2018   20:49 2899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: worldsoccertalk.com

Pembenahan organisasi dan sistem

Pelik dan berlikunya FIFA menjalankan proses Piala Dunia sejak 88 tahun yang lalu, ternyata, hingga kini wajah Piala Dunia terus berubah. Berbagai segi terus mengalami perkebangan seiring kemajuan zaman. Selaras dengan kinerja FIFA, tim-tim yang masuk putaran finalpun kian mentereng dari berbagai segi hingga Piala Dunia benar-benar menjadi tontonan, bertabur uang, dan milik warga dunia, kendati tim yang beraga hanya 32 negara.

Sepakbola nasional yang terus tertinggal dari negara Asia Tenggara, sulitnya Luis Milla merancang Timnas U-23 untuk Asean Games yang tinggal hitungan hari. 

Indra Syafri yang harus rela menelan kekalahan dua kali beruntun di U-19, dan dipermaknya Timnas Putri untuk Asian Games oleh Thailand, serta berbagai polemik Liga di liga domestik menyoal wasit, klub, ofisial/pelatih, pemain, suporter, dan sponsor, rasanya tidak akan pernah habis. Sementara biang keladi dari keterpurukan timnas selama ini, yaitu pembenahan di sepakbola akar rumput juga tidak pernah serius di urus.

Bila saya analisis, persoalan-persoalan yang melilit sepakbola nasional sepanjang 88 tahun akarnya ada pada keorganisasian di PSSI dan sistem penyelenggaraan sepakbola nasional yang mengakomodir seluruh provinsi di Indonesia. 

Apakah PSSI harus direformasi seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dulu agar lahir keterbukaan? Barangkali ya, agar keorganisasian di PSSI sehat, maka sistem yang dijalankanpun sehat.

Kini, Piala Dunia edisi ke-21 sudah di depan mata, ayo pikirkan bagaimana caranya Indonesia juga ada di dalam laga, bukan sekedar menjadi penoton saja. Langkahnya, dongkrak prestasi timnas, naikkan rankingnya dan rebut tahta di Asia Tenggara, masuk empat besar Asean Games 2018, dan juara Piala AFF 2018, serta lolos Piala Asia. Amin. 

Selamat datang Piala Dunia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun