Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) membuka sesi tanya jawab untuk para suporter. Sesi tanya jawab yang disebut "Tanya Garuda" itu dibuka melalui akun Instagram PSSI, @pssi__fai, tersiar pada Selasa sore, 27 Maret 2018.
Untuk apa PSSI membuat sesi tanya jawab "Tanya Garuda"? Bahkan PSSI mengadakan polling untuk mencari nama-nama pemain untuk mengisi rubrik tanya jawab. Didapatlah nama Aqil Savik, Rachmat irianto, dan Egy Maulana Vikri. Lalu, PSSI meminta para suporter bertanya kepada tiga nama, yaitu @aqil_savik, @rachmatirianto dan @egymaulanavikri dengan cara klik tautan yang ada di bio (emoji) #PSSI #GarudaNusantara. Aturan bertanya tersebut ditulis pada caption-nya, Senin (26/3/2018).
Sebenarnya dengan membuka rubrik tersebut dan menampilkan tiga pemain belia yang masih jauh dari asam garam persepakbolaan nasional, apa maksud dan tujuan sebenarnya PSSI? Apa harapan PSSI kepada tiga pemain tersebut sehingga disandingkan langsung dengan para suporter sepak bola nasional di media sosial secara terbuka.
Terlebih tiga pemain tersebut juga baru saja turut merasakan Timnas U-19 racikan Bima Sakti dipermak Jepang dengan jumlah kemasukan gol 4, sama seperti Timnas U-19 diracik Indra Sjafri dipermalukan Korea Selatan dan Malaysia yang sama-sama dibombardir 4 gol saat Kualifikasi Piala Asia U-19 di Korea Selatan November 2017 lalu.
Apakah PSSI memikirkan akibat dari caranya membuka rubrik "Tanya Garuda" yang diviralkan di media sosial?
Sudahlah PSSI, stop membuka intrik dan politik dalam sepakbola nasional yang selalu tidak lepas dari pengamatan dan penglihatan publik publik sepakbola nasional yang haus prestasi!
Alih-alih mendapat penyegaran dan adanya tanya jawab dengan tiga pemain yang masih bau kencur itu, rubrik malah menjadi ladang bagi publik sepak bola nasional yang merindukan Indra Sjafri, dan tidak percaya lagi kepada Bima Sakti.
Siapa yang memecat Indra Syafri? Siapa yang mengangkat Bima Sakti? Semua dilakukan oleh PSSI.
Apakah rubrik itu menjadi berhasil dan menyegarkan perasaan segenap publik pecinta sepak bola nasional yang kecewa kepada tampilan Timnas U-19 dan rindu prestasi? Faktanya, malah rubrik "Tanya Garuda" menjadi wadah kekangenan pencinta sepak bola nasional dengan #saveindrasjafri yang membanjiri instagram.
Indra memang gagal total dalam kualifikasi Piala Asia U-19. Andai Indonesia bukan tuan rumah, maka Egy dan kawan-kawan tidak akan tampil di putaran final di Indonesia November mendatang. Sebab kegagalan tersebut, PSSI memecat Indra.
Kini, di awal menukangi tim yang ditanggal Indra, Bima pun langsung dicap gagal oleh publik sepak bola nasional karena Bima masih belum berpengalaman dan konsentrasinya terbelah dengan rangkap tugas menjadi asisten pelatih juga di Timnas U-23.