Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pentingnya Program Edukasi untuk Cegah Suporter Anarkis dan Tidak Etis

8 Februari 2018   19:50 Diperbarui: 9 Februari 2018   09:04 1923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan penjelmaan SUGBK menjadi stadion modern, megah, dan tetap mempertahankan cagar budaya Indonesia, serta fakta bahwa suporter sepak bola nasional adalah aset utama dalam bisnis dan industri sepak bola nasional, maka suporter wajib diberikan perhatian khusus.

Suporter harus mendapat pendidikan

Mengapa selama ini suporter terlihat sering berbuat anarkis, tidak etis, buat keributan dan sebagainya, yang akhirnya melegitimasi seolah suporter sama dengan objek negatif. Apakah ini sepenuhnya salah suporter?  

Kita semua, selalu senangnya hanya menuntut agar suporter tertib dan beretika ketika mendukung tim atau klub kesayangannya, namun arahan dan pendidikan apa yang pernah stakeholder terkait berikan untuk suporter Indonesia secara khusus? Bahkan PSSI pun hanya bisa menghukum klub akibat ulah suporter. 

Pertanyaannya, apa yang sudah dilakukan oleh PSSI untuk suporter? Apa yang dilakukan oleh negara untuk pendidikan suporter bahkan seluruh suporter olahraga?

Ijazah SD, SMP, SMA, Sarjana dan seterusnya yang ditempuh melalui jalur formal saja tetap belum menggaransi lahirnya lulusan yang sesuai dengan karakter bangsa ini perlukan, demi melanjutkan perjuangan bangsa hasil korban darah dan nyawa para pejuang. Elit politik dan kalangan elit bangsa pun masih lebih mementingkan diri dan golongannya.

Belum ada panduan suporter

Untuk itu, rasanya sudah menjadi barang wajib, bila suporter sepak bola nasional khususnya, dan umumnya suporter olahraga lain, diberikan tempat dan kesempatan untuk menerima pendidikan cerdas suporter Indonesia yang berlandas budaya lokal, tata krama bangsa Indonesia dalam wujud minimal berbentuk program edukasi suporter sepak bola Indonesia, agar seluruh suporter dapat memahami dirinya (jiwa, raga, kemampuan ekonomi), memahami wujud stadion sepak bola yang akan disinggahi dan bagaimana harus bersikap di dalamnya, memahami kelompok atau organisasinya, memahami kelompok suporter lainnya hingga terjadi kekeluargaan suporter Indonesia yang cerdas intelegensi dan personaliti dalam kedudukannya sebagai suporter dalam kondisi dan situasi apapun.

Hingga detik ini, belum ditemukan di jagad bumi ini, negara yang pernah secara khusus mengedukasi suporter sepak bola dengan program formal. Bila, Indonesia melakukannya melalui Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno di bawah Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, maka inilah program edukasi suporter sepak bola pertama di dunia. 

Setali tiga uang, GBK sebagai stadion termegah resmi beroperasi, suporter yang kelak terdidik pun tetap menggaransi bisnis dan industri sepak bola nasional. Suporter terdidik dan cerdas, maka bisnis dan industrinya pun senantiasa akan mereguk keuntungan karena stadion-stadion selalu siap dan layak pakai bukan hanya dikelola oleh pengelola stadion, namun juga dirawat dan dilindungi oleh suporter terdidik.

Banyak rumah mewah yang dikelilingi tembok tinggi dan kokoh, namun tetap kemalingan. Tetapi banyak rumah-rumah mewah yang tanpa tembok keliling, justru aman dari maling. Mengapa? Banyak murid bersalah, siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas salahnya murid? Banyak guru berbuat salah, mengapa kepala sekolah tidak bertanggung jawab? Banyak orangtua menyalahkan anaknya. Mengapa anaknya berbuat salah? Suporter tidak etis? Apakah sepenuhnya salah suporter?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun