Waktu dan persiapan yang seharusnya cukup, karena PSSI telah menyiapkan program timnas U-16, U-19, dan U-23 untuk bergelut di masing-masing event, bisa jadi akan terbuang percuma. Buntutnya jika ketiga timnas kembali gagal meraih prestasi, kira-kira apa yang akan dijadikan kambing hitam?
Luis Milla harus disadarkan
Menghadirkan Luis Milla untuk menukangi timnas, khususnya U-23 untuk Asean Games, di mana Indonesia berlaku sebagai tuan rumah, rasanya publik sepakbola nasional mulai lelah mengukuti arah dan program Milla dalam menyiapkan timnas U-23.
Bongkar pasang pemain ala Milla, silih berganti dengan istilah keren promosi dan degradasi seolah menjadi budaya. Lalu, kapan timnas U-23 yang utuh plus 3 pemain senior dibakukan dan  dibentuk melalui program pelatihan hingga tim jadi solid.
Bila Indonesia adalah Singapura atau Brunei atau bahkan Islandia yang lolos ke Piala Dunia, bisa jadi Milla sudah menyetop bongkar pasang pemain dan sudah serius membentuk tim yang solid karena pemain sudah pasti. Mengapa? Karea pemain pilihan tidak bertebaran seperti fakta di Indonesia yang jumlah penduduknya berpuluh kali lipat dibandingkan negara-negara tersebut.
Bila cara Milla akan selalu bongkar pasang pemain, percuma waktu yang panjang dan biaya yang besar digelontorkan demi ciptakan timnas handal, karena ujungnya pemain yang pada akhirnya menjadi pilihan akhir  akan sama halnya dengan pembentukan timnas yang instan karena seringnya pemain ke luar dan masuk. Susah tercipta suasana. (Chemistry).
Pemain Indonesia bagus
Milla harus disadarkan bahwa Indonesia yang memiliki 34 provinsi dengan jumlah penduduk ratusan juta, tidak akan pernah kehabisan stok pemain sepakbola handal dari Sabang sampai Merauke. Mengapa timnas Indonesia selama ini sulit berprestasi? Satu di antara jawabannya adalah karena sulitnya pelatih yang menukangi timnas menentukan 11 pemain terbaik dari seluruh pelosok negeri nusantara ini. Karena pemain-pemain yang menjadi nomiasi masuk timnas sama-sama bagus.
Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang ada, Indonesia sangat bisa membentuk 34 timnas sesuai jumlah provinsi. Bahakan bila setiap provinsi membentuk 2 timnaspun bisa. Seperti halnya Islandia yang hanya berpenduduk tigarutas juta. Namun timnasnya bisa lolos ke Piala Dunia
Bila Milla terus dibisiki dan terus melihat talenta yang ada di seluruh Indonesia, maka Milla akan terus tergoda mencoba setiap pemain. Lalu, pada akhirnya, begitu sadar, waktu untuk event sudah mepet, pemain yang mengisi ruang timnaspun sering tidak sesuai ekspetasi publik sepakbola nasional. Dan parahnya, saat laga dalam event, publikpun dibuat terhenyak karena Milla menurunkan pemain yang juga tidak sesuai harapan pecinta sepakbola nasional.
Harus ada batas
Mungkin PSSI wajib memberi batas kepada Milla. Daripada terus melakukan bongkar pasang pemain, lebih baik segera memastikan pemain timnas U-23 dan lebih konsentrasi kepada pembentukan timnas dengan plus saat uji coba sudah memasang kerangka tim.
Bila kondisi yang sekarang Milla lakukan terus dibiarkan. Yakin, pemainpun akan bingung. Pemain Indonesia bukan tipikal pemain Eropa atau Amerika yang begitu dipanggil oleh timnas negaranya bahkan hanya dalam 1 hari sebelum timnas berlaga langsung bisa moncer bersama rekannya.
Fakta bahwa PSSI selama ini melakukan program pemusatan latihan tim  nasional, hasilnya tidak selalu signifikan.
U-19 Bagaimana?
Setali tiga uang. Bagaimana pula dengan persiapan U-19 yang akan berlaga di Piala Asia? Memang memuju event, waktu masih delapan bulanan, namun sejak tampuk pelatih dipegang kartaker Bima Sakti, pemainpun hingga kini masih belum dikumpulkan. Bagaiamana program timnas U-19? Apa kabar Bima yang juga sibuk turut bongkar pasang pemain di timnas U-23 bersama Milla?
Sebelum berlaga di putaran final Piala Asia, bahkan U-19 akan berlaga terlebih dahulu di Piala AFF yang hanya tinggal hitungan hari. Bagaimana ini PSSI?
Test Event
Kembali menyoal persiapan timnas U-23 Asean Games, rencana adanya test event Asean Games yang bisa jadi gagal, bahkan timnas U-23 yang akan kembali dikumpulkan sekitar Februari 2018 ternyata baru ada rencana uji tanding dengan klub lokal.
Semoga saja, apa yang kini dilakukan Milla dengan timnas U-23 tidak akan menimbulkan penyesalan di akhir laga sesungguhnya karena proses persiapan yang menurut saya mubazir.
Begitupun penelataran persiapan timnas U-19, jangan juga ada kekecewaan di akhir event karena proses dan program PSSI untuk timnas U-19 yang tidak bergerak cepat.
Semoga banyaknya talenta pemain handal di Indonesia justru jangan menjadi penghalang terbentuknya timnas handal, karena pelatih bingung memilih pemain. Dan PSSI tidak terbudaya santai menagani timnas model U-19.Â
Timnas U-16 apa kabar juga?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H